Viral Olok-olok Gedung DPR di Google Maps, Netizen Happy-Dewan Dongkol

CNN Indonesia
Senin, 03 Jul 2023 15:51 WIB
Seseorang memberi nama-nama yang mengaitkan sejumlah titik di kompleks Gedung DPR-MPR di Google Maps dengan korupsi. Warganet pun bereaksi.
Tangkapan layar perubahan nama sejumlah titik di kompleks gedung DPR/MPR. (Google)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah titik di Gedung DPR/MPR sempat berganti nama di Google Maps menjadi bernada sindiran. Netizen pun menyambut gembira perubahan itu, sementara politikus sebaliknya.

Perubahan itu bisa dilihat jika peta Gedung DPR/MPR diperbesar. "Siapa yang buat ini woiiiii," kicau akun @recehtapisayng.

Pada foto Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, yang diunggahnya, tampak perubahan nama di beberapa titik pada Gedung DPR/MPR antara lain menjadi "Tempatnya Bu Mega Puan", "Peternakan Tikus," "Tikus DPR RI," dan "Bibit Tikus Unggul Siap Kawin."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CNNIndonesia.com mencoba mengecek perubahan tersebut dengan membuka Google Maps. Hasilnya, beberapa perubahan nama memang tampak terlihat.

Beberapa nama yang tampak yakni 'Kantor Petugas Partai', 'GEDUNG KORUPSI', dan 'Peternakan Tikus', serta 'Perkumpulan Tikus Berdasi'.

Per pukul 15.19 WIB, beberapa nama titik di Kompleks Parlemen berganti atau bertambah. Di antaranya, 'Dewan Perkorupsian Ramerame', 'gedung untuk para koruptor', 'FAREL LOVE PUAN', 'DEWAN PENINDAS RAKYAT', 'DPR mata duitan'. 

Pada saat yang sama, Gedung DPR/MPR di Google Maps mendapat nilai 3,7 dari total 5 bintang.

Unggahan @recehtapisayg itu juga mendapat tanggapan beragam dari warganet.

Akun @tttiiiccceee justru mengaku senang dengan perubahan nama tersebut. "Kok gw seneng yah liat ginian doang. Langsung full senyum selebar2nya. Dan gw berharap itu para tikus2nya sih tau ttg ini."

Di sisi lain akun @kapt_picy menilai perubahan itu "cocok."

"Cocok sih, kta" orang ma, emang boleh sefakta ini ?"

Hal senada juga diungkap akun @Alodianjinie. "Wkwkwkwkw, cocok aja sih menurutku." tulisnya.

Di sisi lain, ada pula warganet yang menanyakan risiko di balik tindakan tersebut. "Loh ga bahaya ta," tulis @myuniverssky.

Anggota DPR sendiri merupakan salah satu penyumbang tersangka korupsi terbesar sejak 2004.

Pada Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) Desember 2022 lalu, Ketua KPK Firli Bahuri mengungkap sudah memproses hukum 1.479 tersangka korupsi sejak 2004.

Mayoritas tersangka yang dijerat KPK berasal dari pihak swasta (370 orang), DPR dan DPRD (319 orang), pejabat eselon I-IV (304). Sisanya dari berbagai kalangan sebanyak 185 orang.

Respons DPR

Terkait perubahan nama-nama itu, Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mengaku pihaknya tak alergi kritik. Namun, ia berdalih etika mesti dipertimbangkan dalam kebebasan berpendapat.

"Saya sebagai salah satu kapoksi di Badan Urusan Rumah Tangga DPR RI tentu sedih mendapati fakta bahwa kebebasan berpendapat di Indonesia menjadi salah kaprah, kebebasan berpendapat tetap harus menafikan etika, moral dan kepantasan dalam bertutur kata," kata dia, Senin (3/7), dikutip dari detikcom.

"Saya tidak alergi dengan kritik, karena saya sendiri bagian dari anggota DPR yang selalu melakukan kritisi kepada pemerintah yang programnya negative impact terhadap kondisi sosial ekonomi rakyat. Namun kata-kata dan kalimat atau narasinya sebaiknya tidak 'kebun binatang, atau kotoran'," ujarnya.

Irma menyadari masih ada kinerja yang harus diperbaiki DPR, meski menurutnya ada kebijakan lain yang sudah dikerjakan dengan baik. Dia pun menyinggung soal kendurnya pengawasan disiplin parpol terhadap legislatornya di DPR.

"Kondisi buruknya image DPR tidak lepas dari kendurnya disiplin partai politik terhadap prilaku anggotanya di DPR," imbuh kader Partai NasDem itu.

"Jangan hanya asal dapat kursi namun yang bersangkut tidak pernah hadir di DPR. Parpol harus mendisiplinkan anggotanya, agar marwah wakil rakyat ini mampu dipercaya oleh rakyat," tandas Irma.

(lth/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER