Pakar Soal Klaim Pria Nganjuk Temukan Batu Meteor: Ukurannya Meragukan

CNN Indonesia
Rabu, 12 Jul 2023 07:45 WIB
Suprianto, warga Nganjuk Jawa Timur mengklaim telah menemukan dua buah batu meteor. Namun klaim itu diragukan pakar.
Ilustrasi hujan meteor. Pria Nganjuk bernama Suprianto mengklaim telah menemukan dua buah batu meteor. Namun klaim itu diragukan pakar. AFP PHOTO/ JORGE GUERRERO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar Fisika Teori Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Bintoro Anang Subagyo ragu dengan batu di Nganjuk, Jawa Timur yang disebut berasal dari meteor.

Bintoro mengakui, bisa jadi batu itu memang meteor. Namun harus ada kajian untuk membuktikannya.

Ia ragu lantarana ukuran batu yang besar. "Bisa iya (meteor). Tapi jika melihat pada ukuran, agak mustahil tanpa mengakibatkan benturan yang cukup keras," kata Bintoro seperti dikutip dari Detik.com.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Bintoro, dengan ukuran yang besar, dampak batu meteor tersebut pasti akan diketahui secara luas. Bahkan, bisa diketahui kapan proses terjadinya.

"Kecuali jika hal tersebut terjadi pada masa lampau, di mana daerah penemuan tersebut tidak ada penghuni manusia," kata dia.

Sebelumnya, Suprianto, warga Desa Mojorembun, Nganjuk mengklaim telah menemukan dua buah batu meteor. Ia mengaku menemukannya di tengah hutan dalam rentang waktu berbeda.

Batu pertama ditemukan sekitar Maret 2022 dan batu kedua pada 22 Juni 2022. Untuk membawa pulang satu batu, Suprianto mengaku harus melakukan estafet hingga dua kali.

Bintoro menerangkan ukuran batu meteor bervariasi. Jika batu tersebut besar, seharusnya sampai menimbulkan kawah ketika batu tersebut mendarat di tanah.

Keraguan Bintoro juga berkaitan dengan fenomena astronomi. Dalam kurun waktu 1-2 pekan terakhir dia tidak mencatat adanya peristiwa langit, termasuk hujan meteor. Pada awal Mei lalu memang sempat terjadi hujan meteor, tapi itu terjadi di belahan bumi lain, alias bukan di Indonesia.

"Jika merujuk pada rentang waktu 1-2 minggu ini tidak ada hal spesial. Termasuk soal hujan meteor," jelasnya seperti dikutip dari Detik Jatim.

Bintoro mengungkapkan, hujan meteor sendiri terjadi karena orbit dari batuan meteor yang dekat dengan orbit Bumi. Dampak umumnya hanya penampakan hujan meteor di langit, tak sampai menghujam tanah.

"Pada umumnya tidak membahayakan karena sebagian besar batuan terbakar di atmosfer," tukasnya.

(lth)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER