Logo X raksasa di atas gedung yang sebelumnya dikenal sebagai kantor pusat Twitter di San Francisco, Amerika Serikat dibongkar. Logo raksasa dari perusahaan Elon Musk ini menuai protes dari warga sekitar, lantaran cahaya yang dipancarkan terlalu terang.
Patrick Hannan, Juru Bicara Departemen Inspeksi Bangunan San Francisco mengatakan logo itu dibongkar pada Senin pagi (31/7) waktu setempat.
Sebelumnya, perusahaan milik Elon Musk itu mendapatkan pemberitahuan pelanggaran (NOV) pada hari Jumat karena memasang logo baru tanpa izin dan memancarkan sinar terang yang akhirnya diprotes warga sekitar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama akhir pekan, Departemen Inspeksi Bangunan dan Perencanaan Kota menerima 24 keluhan tentang struktur yang tidak berizin, termasuk kekhawatiran tentang keamanan struktural dan penerangannya. Pagi ini, pengawas bangunan mengamati struktur yang sedang dibongkar. Izin bangunan diperlukan untuk membongkar bangunan tersebut, namun karena alasan keamanan, izin tersebut dapat diperoleh setelah bangunan tersebut dibongkar," ujar Hannan, mengutip CNN, Selasa (1/8).
"Pemilik properti akan dikenakan biaya untuk pemasangan struktur bercahaya yang tidak berizin. Biaya tersebut akan digunakan untuk izin bangunan untuk pemasangan dan pemindahan struktur, dan untuk menutupi biaya Departemen Inspeksi Bangunan dan investigasi Departemen Perencanaan," tambahnya.
Pemasangan logo X raksasa di atap gedung kantor media sosial itu sebelumnya mendapat banyak protes dari warga sekitar. Logo ini dipasang pada Jumat (28/7) di atap kantor pusat X--sebelumnya Twitter--yang berlokasi di Market Street.
Namun ternyata, pemasangan logo ini ternyata mendapat respons kurang baik warga sekitar karena cahaya yang dipancarkan pada logo tersebut dianggap mengganggu. Departemen Inspeksi Bangunan San Francisco juga sudah turun tangan menyelidiki masalah ini.
Patricia Walinga, warga yang tinggal persis di seberang kantor X mengatakan bahwa hal itu "bahaya" dan "pertunjukan badut".
"Saya pikira itu adalah petir, dan saya sangat bingung. Saya pergi ke jendela saya, melihat sekeliling dan tidak melihat apa-apa. Saya kira itu mungkin sirene polisi," kata Patricia, mengutip The Guardian, Senin (31/7).
Sementara itu, pengacara George Wolf menyebut warga berhak menyetujui atau menolak pemasangan logo bercahaya tersebut. Ia juga mengatakan apa yang dilakukan Elon Musk sangat sembrono.
"Sangat sangat sembrono [bagi Musk] untuk melakukan hal seperti ini. Kelihatannya ini hanya cara normalnya dalam berbisnis. Menghancurkan sesuatu dan memperbaiknya nanti," kata George.
Sejumlah masyarakat juga menyampaikan keluhannya lewat akun media sosial X. Mereka membagikan rekaman video logo X raksasa bersinar yang dianggap mengganggu.
Pemilik akun @itsmefrenchy123 mengatakan mereka marah dengan cahaya terang logo tersebut yang dipasang "tepat di seberang kamar tidur Anda."
"Saya hanya tercengang dengan kurangnya pertimbangan yang mencolok dari siapa pun," tulis pengguna X @DollyMarlowe.
Sebelumnya, Elon Musk dalam sebuah unggahan mengatakan bahwa perusahaan media sosial itu akan tetap berkantor di San Francisco, terlepas dari apa yang dia sebut sebagai 'doom spiral' baru-baru ini. Satu per satu perusahaan teknologi minggat dari kota itu.
Menurut Musk, mempertahankan kantor X di San Francisco dapat menjadi pertanda baik bagi kota tersebut yang sedang berjuang untuk bangkit setelah menderita kerugian dari sektor bisnis dan pariwisata akibat Covid-19.
"San Francisco yang indah, meski orang lain meninggalkanmu, kami akan selalu menjadi temanmu," tulis Musk dalam unggahannya di X.