Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah wilayah berpotensi dilanda cuaca ekstrem pada awal bulan Agustus.
BMKG dalam keterangan resminya mengatakan faktor cuaca global dan regional di sebagian besar wilayah Indonesia sangat mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Menurut BMKG, pada sepekan ke depan kondisi cuaca di wilayah sebagian wilayah Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara, Kalimantan Bagian timur dan Sulawesi akan dominan cerah berawan - berawan.
Sementara, untuk wilayah Sumatera bagian utara dan barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua terdapat potensi hujan sedang - lebat pada siang dan malam hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll)," demikian tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 28 Juli-3 Agustus 2023, seperti dikutip Selasa (1/8).
"Dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan," lanjut keterangan itu.
BMKG mengungkap beberapa aktivitas fenomena atmosfer regional dan lokal yang mempengaruhi pertumbuhan awan hujan pekan awal Agustus.
Gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan masih aktif di sebagian Sumatera bagian selatan, Jawa bagian barat hingga tengah, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan, Maluku, dan Papua.
"Faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut," kata BMKG.
Ada pula pemicu hujan berupa daerah konvergensi (zona pertemuan angin dari utara dan selatan) di Laut Andaman, di Perairan barat Sumatera, dari Kalimantan Timur hingga Malaysia, dari Laut Banda hingga Selat Makassar, dari Papua hingga Papua Barat.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut." lanjut BMKG.
BMKG sebelumnya memang memprediksi El Nino bakal mencapai puncaknya mulai Agustus. Fenomena iklim pemicu turunnya curah hujan itu mulai muncul dalam kondisi lemah dan hujan diperkirakan masih menyapa sebagian wilayah Indonesia.
Menurut Ikhtisar Cuaca Harian BMKG untuk Senin (31/7), Indeks NINO 3,4 yang mengindikasikan tingkat El Nino berada pada angka +1,0.
"El Nino lemah," kata BMKG.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya juga sudah mewanti-wanti soal potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, meski El Nino sudah tiba. Sebabnya adalah kondisi geografis Indonesia.
"Meskipun kita masuk musim kemarau kering, tetapi karena wilayah Indonesia ini dipengaruhi oleh dua samudera dan juga topografinya yang bergunung-gunung di khatulistiwa, masih tetap ada kemungkinan satu wilayah mengalami kekeringan, tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi," kata Dwikorita beberapa waktu lalu.
![]() |