Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tak sengaja mendapatkan kembali kontak dengan wahana antariksa Voyager 2. Simak paparan soal misi yang saat ini berada pada jarak 19,9 miliar kilometer dari Bumi itu.
Jet Propulsion Laboratory NASA mengaku sempat kehilangan kontak dengan wahana ini pada 21 Juli. Penyebabnya adalah serangkaian perintah yang secara tidak sengaja menyebabkan Voyager 2 memiringkan antenanya menjauhi Bumi sekitar 2 derajat.
Hal itu membuatnya tidak dapat mengirim atau menerima pesan dari Deep Space Network NASA, yang adalah susunan antena radio besar internasional yang mendukung banyak misi antarplanet NASA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beruntung, pemadaman radio hanya bersifat sementara. Voyager 2 diprogram untuk mengkalibrasi antena beberapa kali setiap tahun agar tetap berhubungan dengan Bumi saat melayang semakin jauh.
Penyetelan ulang berikutnya dijadwalkan pada 15 Oktober, pada saat itu komunikasi dengan Voyager 2 akan dilanjutkan.
Pada Selasa (1/8), NASA mengumumkan secara tak sengaja mendapatkan kembali sinyal pesawat ini saat pemindaian langit rutin.
"Deep Space Network mendapat sinyal pembawa dari @NASAVoyager 2 selama pemindaian reguler langit. Agak mirip seperti mendengar 'detak jantung' pesawat ruang angkasa, ini menegaskan bahwa pesawat ruang angkasa masih mengudara, seperti yang diprediksi para teknisi," kicau JPL NASA.
Diluncurkan NASA ke angkasa pada 20 Agustus 1977, atau 16 hari setelah Voyager 1, wahana dengan tipe Flyby Spacecraft ini punya target Ruang Antarbintang (Interstellar Space).
Apa itu? Istilah tersebut merujuk pada ruang angkasa yang sudah lewat batas Tata Surya kita, dengan Planet Neptunus jadi batas terluar, memisahkannya dengan area Galaksi Bima Sakti yang lain.
Menurut JPL NASA, pesawat ruang angkasa Voyager 2 merupakan satu-satunya pesawat ruang angkasa yang pernah mengunjungi Uranus dan Neptunus.
Saat ini, dia "sudah berjalan di ruang antarbintang, di mana pesawat ruang angkasa kembarnya, Voyager 1, sudah tiba sejak Agustus 2012."
"Voyager 2 sedang mengumpulkan data dari batas Tata Surya kita saat melaju melalui ruang antarbintang, yang dicapai pada November 2018. Voyager 2 membawa pesan ke kosmos: rekaman emas yang menampilkan musik dan suara lain dari Bumi, seperti kembarannya, Voyager 1," tutur NASA.
Selama perjalanannya melalui Tata Surya bagian luar, Voyager 2 mengunjungi planet-planet raksasa gas, dan juga menemukan serta memotret banyak bulan dari planet-planet tersebut.
Voyager 2 terbang melewati Neptunus pada 1989, menempatkannya di jalur di bawah bidang elips. Hal itu akhirnya membawanya ke ruang antarbintang pada 5 November 2018.
Pada 1998, para insinyur mematikan "instrumen non-esensial pesawat ruang angkasa" untuk menghemat daya. Data dari setidaknya beberapa dari enam instrumen yang masih beroperasi harus diterima setidaknya hingga tahun 2025.
Kedua wahana kembar tersebut menyimpan salinan cakram (disc) tembaga berlapis emas yang dikenal sebagai Voyager Golden Record.
Hal ini, melansir LiveScience, semacam 'kartu pos' audio yang dirancang untuk berbagi data alam Bumi dan musik dengan 'alien' cerdas yang suatu hari nanti mungkin menemukan wahana-wahana tersebut.
Masing-masing rekaman berisi 27 karya musik, termasuk Bach dan Chuck Berry, 22 menit suara alam dan suara-suara yang berbicara dalam 59 bahasa manusia.
Wahana ini juga berisi pemutar audio dengan instruksi bergambar, dan peta bintang yang menunjukkan lokasi Bumi.
Selain cakram audio, pesawat antariksa ini memiliki sejumlah 'persenjataan' utama. Berikut detilnya:
1. Sistem pencitraan
2. Spektrometer interferometer inframerah
3. Spektrometer ultraviolet
4. Triaxial fluxgate magnetometer
5. Spektrometer plasma
6. Detektor partikel bermuatan energi rendah
7. Sistem Sinar Kosmik (CRS)
8. Sistem Fotopolarimeter (PPS)
9. Sistem Gelombang Plasma (PWS)
(tim/arh)