Ahli Astronomi Respons Potensi Lubang Hitam Melahap Alam Semesta

CNN Indonesia
Jumat, 11 Agu 2023 08:55 WIB
Apakah lubang hitam dapat menelan seluruh alam semesta seperti vacum cleaner menyedot debu? Simak penjelasan pakar berikut.
Ilustrasi. Apa mungkin lubang hitam menyedot alam semesta? (Foto: iStockphoto/Cappan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Black hole identik dengan tarikan gravitasinya yang sangat besar hingga dapat menelan bintang, planet, dan bahkan lubang hitam lainnya. Apakah itu berarti lubang hitam dapat menelan seluruh alam semesta?

Lubang hitam adalah bekas bintang raksasa yang runtuh kembali ke dalam inti dirinya sendiri dan menjadi sangat padat. Cahaya pun tak dapat lolos darinya.

Gaurav Khanna, fisikawan lubang hitam dari University of Rhode Island, AS, mengatakan gagasan lubang hitam bisa menelan alam semesta didasarkan pada kesalahpahaman bahwa lubang hitam bekerja seperti penyedot debu, menyedot ruang ke arahnya, tapi bukan itu yang terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka hanya menelan benda-benda yang sangat dekat," kata Khanna, mengutip LiveScience, Rabu (9/8).

Monster langit ini punya batas jangkauan yang dinamakan cakrawala peristiwa atau event horizon. Objek yang masuk ke area itu dipastikan tak bisa lolos, sekalipun cahaya.

Lubang hitam dengan massa sekuruan Matahari hanya punya cakrawala peristiwa yang akan meluas sejauh 3 kilometer.

"Untuk lubang hitam dengan massa Bumi, cakrawala peristiwa hanya beberapa inci, seperti seukuran ibu jari Anda," kata Khanna.

Memang, menurutnya gravitasi lubang hitam masih mempengaruhi bintang dan planet di sekitarnya, bahkan dapat menyebabkan mereka mengorbit, seperti yang dilakukan lubang hitam di pusat Bima Sakti. Namun, mereka tidak menelannya.

Paul Delanye, profesor astronomi di York University, mencontohkan dengan Matahari yang (secara ajaib) berubah menjadi lubang hitam dengan massa yang sama.

Maka, Planet Bumi tidak akan mengalami perubahan apa pun dalam gaya gravitasi yang bekerja di atasnya dan terus di orbit yang sama.

"Tentu saja akan menjadi sangat gelap dan sangat dingin, tetapi gravitasi lubang hitam pada jarak kita darinya tidak akan menjadi perhatian," kata Paul.

Efek radiasi

Alexei Filipenko, pakar lubang hitam dari University of California, Berkeley, AS, mengatakan hal penting yang perlu dicatat adalah lubang hitam cukup kecil.

Agar lubang hitam memiliki peluang yang cukup tinggi untuk menelan bintang, pusat tata surya itu harus diarahkan hampir langsung ke black hole.

Bahkan, lubang hitam terbesar yang diketahui di alam semesta, titan kosmik bernama TON 618 dengan berat sekitar 40 miliar massa Matahari, tidak bisa melahap Matahari.

"Untuk Matahari ditelan oleh lubang hitam di pusat Bima Sakti, misalnya, akan membutuhkan waktu yang sangat lama agar orbit bintang itu bisa sejajar dengan lubang hitam," kata Alexei.

Batasan ini berasal dari fakta bahwa saat lubang hitam besar melahap materi, mereka juga melepaskan berton-ton radiasi.

Radiasi memanas dan mengionisasi materi di sekitarnya, membuat gas dan debu lebih sulit untuk mendingin dan jatuh ke dalam lubang hitam dan pada akhirnya memperlambat laju lubang hitam dapat makan.

Pengaturan mandiri ini mencegah lubang hitam melahap seluruh galaksi, apalagi seluruh alam semesta.

Lalu ada percepatan perluasan alam semesta untuk dipertimbangkan. Saat benda-benda di luar angkasa menjadi semakin jauh, mereka cenderung bertabrakan dan ditangkap oleh lubang hitam.

Jika satu lubang hitam melahap seluruh alam semesta, itu akan membutuhkan pergeseran besar ke arah pergerakan kosmos.

"Jadi Anda bisa tenang, setidaknya dalam hal lubang hitam raksasa yang menelan alam semesta. Mereka tidak ada yang perlu kita khawatirkan. Kecuali, tentu saja, alam semesta sudah berada di dalam lubang hitam," kata Khanna.

[Gambas:Video CNN]



(tim/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER