Deret Daerah Waspada Hujan Lebat saat El Nino Makin Menguat

CNN Indonesia
Rabu, 23 Agu 2023 10:44 WIB
Sejumlah wilayah Indonesia berpotensi dilanda cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, di saat El Nino sudah berdampak. Simak daftarnya.
Ilustrasi. BMKG mengungkap sejumlah wilayah Indonesia berpotensi dilanda cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. (Foto: CNN Indonesia/ Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap sejumlah daerah berpotensi dilanda cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan di tengah musim kemarau yang sudah melanda mayoritas wilayah RI.

BMKG dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan Periode 22-28 Agustus memberikan "peringatan dini" cuaca ekstrem.

"Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll)," demikian pernyataan BMKG, dikutip Selasa (22/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan," lanjut keterangan itu.

Daerah berpotensi cuaca ekstrem itu termasuk Aceh yang belakangan diterjang banjir. Berikut daftar lengkapnya:

22–23 Agustus

Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Bengkulu,Sumatra Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur;

Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

24-25 Agustus

Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Bengkulu,Sumatra Selatan, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat;

Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

26-28 Agustus

Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Kenapa bisa ada cuaca ekstrem?

Cuaca ekstrem ini terjadi di tengah-tengah kemunculan El Nino yang mulai memasuki puncaknya di Agustus.

Merujuk data terkini BMKG, fenomena iklim yang membuat hujan makin jarang terjadi, El Nino, sudah naik ke level moderat. Indikatornya ditunjukkan oleh Southern Oscillation Index (SOI) yang bernilai -11,7 dan Indeks NINO 3.4 yang mencapai +1.17.

Angka El Nino ini lumayan naik jika dibandingkan data awal Agustus. Merujuk Ikhtisar Cuaca Harian BMKG Kamis (3/8), Indeks NINO 3.4 ada pada angka +1,05. Sementara, SOI saat itu -5,6 alias tidak signifikan.

Sebelumnya, BMKG juga menyebut 63 persen atau 439 Zona Musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino.

Lembaga meteorologi ini mengungkap beberapa aktivitas fenomena atmosfer regional dan lokal turut mempengaruhi pertumbuhan awan hujan dalam sepekan ke depan.

"Faktor cuaca global dan regional di sebagian besar wilayah Indonesia sangat mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan," jelas BMKG.

"Pada sepekan ke depan sebagian wilayah Sumatra bagian utara dan barat, Kalimantan bagian utara, dan Sulawesi bagian utara hingga tengah, Maluku Utara, dan Papua akan cenderung hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," jelas BMKG.

Selain itu, BMKG memprakirakan aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuator akan bergerak aktif di sebagian wilayah Sumatra bagian utara dan tengah, Kalimantan bagian utara dan tengah, Sulawesi bagian utara dan tengah, Maluku Utara, Maluku bagian utara, dan Papua Barat.

Sementara itu, gelombang Kelvin diprakirakan aktif di Sumatra bagian selatan, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku bagian utara, Papua Barat, dan Papua bagian utara dalam sepekan ke depan.

"Faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut."

Pemicu hujan berupa daerah konvergensi (zona pertemuan angin dari utara dan selatan) terpantau memanjang dari Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Barat.

Selain itu, dari perairan Kepulauan Sangihe-Talaud hingga Samudra Pasifik timur Filipina, dari perairan barat Papua Barat hingga Samudra Pasifik utara Papua Barat, dari Laut Banda bagian utara hingga Laut Seram bagian barat, dari Papua hingga Papua Barat, dan di Samudra Pasifik utara Papua.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut," jelas BMKG.

[Gambas:Video CNN]



(rfi/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER