Asal-usul Nama Supermoon Blue yang Tak Berwarna Biru
Bulan purnama super atau supermoon biru bakal tiba akhir bulan ini dengan warna cahaya yang tak benar-benar biru. Kenapa istilahnya mengandung unsur blue?
Berdasarkan keterangan Organisasi Penerbangan dan Antarika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di akun Instagram-nya, Indonesia bisa melihat fenomena langka ini pada Kamis (31/8) mulai pukul 20.35 WIB atau 21.35 WITA atau 22.35 WIT.
Pada saat yang sama, bulan purnama biru yang berwarna oranye ini akan ditemani Saturnus pada jarak 5 derajat di kanan atas. Planet bercincin ini akan tampak berayun searah jarum jam mengelilingi Bulan seiring malam makin larut.
Lembaga antariksa AS NASA menyebut bulan purnama akhir Agustus ini "bakal menjadi supermoon."
Publikasi ilmiah menggunakan ambang batas berbeda untuk menentukan Bulan mana yang memenuhi syarat sebagai "super", terutama dalam hal jarak Bumi–Bulan. Namun, semua sepakat bahwa pada tahun 2023, dua Bulan purnama di bulan Agustus memenuhi syarat itu.
NASA menyebut bulan purnama ini akan menjadi Bulan purnama kedua di Agustus, menjadikannya Bulan Biru berdasarkan definisi baru yang diperkenalkan oleh majalah Sky & Telescope pada 1946.
Definisi Bulan Biru yang lebih lawas setidaknya berasal dari tahun 1500-an yang juga diberikan untuk bulan purnama ketiga dalam satu musim yang memiliki empat Bulan.
"Dengan definisi ini, Bulan purnama pada bulan Agustus 2024 akan menjadi Bulan Biru dan bulan purnama, sebagai bulan purnama terakhir di musim panas," tulis mantan Program Executive, pengawas program robotik antariksa NASA, Gordon Johnston.
"Tak satu pun dari definisi ini ada hubungannya dengan warna Bulan, sehingga Bulan Biru sebenarnya tidak terlihat biru," lanjutnya.
Salah tafsir
Istilah ini sendiri bermula dari saran dari profesor cerita rakyat dari Memorial University, Kanada, Philip Hiscokc, dalam Sky & Telescope pada 2012. Bulan Biru punya makna ada hal yang ganjil dan tidak akan pernah terjadi.
Ia menyebut kisah tentang istilah bulan biru bukan berasal dari zaman kuno. Sebaliknya, kata Hiscock, dikutip dari Smithsonian Magazine, ini adalah "sebuah cerita rakyat yang benar-benar modern, menyamar sebagai sesuatu yang kuno."
Pada awal 1900-an, di tempat-tempat seperti Almanak Maine Farmer, istilah "bulan biru" digunakan untuk merujuk pada fenomena terkait-ketika empat bulan purnama terjadi dalam satu musim (di negara-negara iklim subtropis) tertentu, bukan tiga bulan purnama pada umumnya.
Dalam kasus ini, bulan purnama ketiga dikenal sebagai "biru". Namun, pada 1946, astronom amatir James Hugh Pruett salah menafsirkan istilah tersebut dalam artikel yang ditulisnya di Sky & Telescope dengan menggunakan arti yang kita kenal sekarang.
Kesalahan ini diulangi beberapa kali, khususnya pada 1980 di acara NPR 'StarDate'.
Akhirnya, definisi baru tersebut tetap melekat meski salah, bersamaan dengan kesalahan atribusi yang umum terhadap cerita rakyat tradisional, yang "menarik bagi kepekaan modern kita, termasuk keinginan kita untuk memiliki hal-hal yang masuk akal asal usulnya," tulis Hiscock.
Sejak itu, istilah ini digunakan untuk segala hal mulai dari novel, kupu-kupu, hingga bir gaya putih Belgia yang sangat populer.
Bulan safar
Dalam banyak kalender bulan tradisional, NASA mengugkap bulan purnama jatuh di dekat pertengahan bulan.
Bulan purnama ini terjadi pada pertengahan bulan ketujuh penanggalan Cina, Safar dalam penanggalan Islam, dan Elul dalam penanggalan Ibrani.
Elul adalah waktu persiapan Hari Suci Agung Rosh Hashanah dan Yom Kippur. Adat istiadatnya antara lain memberi dan meminta maaf kepada orang lain serta mengawali atau mengakhiri semua surat dengan harapan agar penerimanya mendapat tahun yang baik.
NASA menyebut bulan purnama kali ini bertepatan dengan festival Hindu Raksha Bandhan, juga disebut Rakhi atau Rakhi Purnima, untuk merayakan ikatan antara saudara dan saudari.
Salah satu tradisinya adalah para saudara perempuan dari segala usia mengikatkan rakhi (gelang katun) di pergelangan tangan saudara laki-laki mereka, menerima hadiah dari saudara laki-laki tersebut sebagai imbalannya, sebagai tanda berlanjutnya ikatan di antara mereka.
Istilah "Raksha Bandhan" diterjemahkan sebagai "ikatan perlindungan, kewajiban, atau perawatan."
(tim/arh)