Fenomena Bulan Purnama Supermoon Biru yang langka akan terbit pada pekan ini, tepatnya Kamis (31/8) malam.
Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Blue Moon dapat dilihat di arah timur setelah Matahari terbenam. Bulan purnama ini menarik dikarenakan beberapa alasan, salah satunya adalah Bulan ini bukan sekadar purnama, tapi juga Blue Moon, yang berarti bulan purnama ketiga dalam satu musim yang memiliki empat bulan purnama.
Blue Moon adalah Bulan purnama kedua di bulan ini setelah Bulan Purnama Sturgeon, yang terbit pada tanggal 1 Agustus dan menghasilkan beberapa astrofotografi yang indah dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Blue Moon ini juga merupakan supermoon, yang berarti bertepatan dengan perigee, titik di orbit Bulan yang paling dekat dengan Bumi.
Bagi pengamat di Bumi, Bulan Biru akan tampak sedikit lebih besar dari biasanya, sekitar 7 persen lebih besar. Dengan pengamatan tanpa alat bantu, perbedaan ukuran ini mungkin tidak akan begitu terlihat.
Dikutip dari Space, Bulan Biru Agustus 2023 juga akan ditemani oleh tamu spesial, yakni Saturnus. Planet gas raksasa bercincin ini akan melewati masa oposisi beberapa hari lagi, yaitu saat planet ini berada tepat di seberang Matahari seperti yang terlihat dari Bumi, sehingga membuatnya tampak sangat terang di langit malam.
Lebih lanjut, berdasarkan keterangan Organisasi Penerbangan dan Antarika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di akun Instagram-nya, Indonesia juga akan kedapatan peristiwa tersebut. Jadwal peristiwa pada siang hari, tapi bisa diamati pada malam sebelum puncak, yaitu Rabu (30/8) malam atau setelah puncak pada Kamis (31/8) malam.
Pada saat yang sama, Saturnus akan berada pada jarak 5 derajat di kanan atas. Planet bercincin ini akan tampak berayun searah jarum jam mengelilingi Bulan seiring malam makin larut.