Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan alasan meralat parameter gempa Magnitudo (M) 7,1 yang terjadi Selasa (29/8) dini hari.
Sebelumnya, BMKG mengumumkan gempadengan M 7,4 mengguncang Tanah Bumbu Kalimantan Selatan pada Selasa (29/8) dini hari. Namun, belakangan BMKG meralat bahwa gempa berpusat di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan kekuatan magnitudo 7,1.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryonomengatakan data awal gempa Tanah Bumbu merupakan data pendahuluan alias info cepat agar menjadi peringatan dini bagi warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ada info cepat dan info update. Info cepat itu belum final tapi harus disebar BMKG karena SOP, karena BMKG lembaga peringatan dini tsunami, bukan sekadar lembaga info gempa," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (29/8).
Menurut Daryono info cepat itu belum final secara proses. Namun jika informasi bermuatan peringatan tsunami, maka pihaknya wajib menyebarkan informasi kepada warga.
"Kalau nunggu final maka tsunami sudah sampai pantai," kata dia.
Ia tak menampik kalau perubahan magnitudo dan deteksi kedalaman usai gempa masih terus terjadi.
"Fluktuasi perubahan data prosesing masih terus berlangsung. Tapi BMKG harus info cepat, akhirnya 2 menit disebar. Tapi belum final karena data belum terkumpul seluruhnya. Nah, muncul lah 7,4 dekat Kalsel, diseminasikan. BMKG terus bekerja dengan data baru sensor-sensor gempa se-Indonesia, akhirnya final di 7,1 utara Lombok," tuturnya.
Data terbaru BMKG mencatat gempa magnitudo7,1 di Lombok terpusat di laut 163km Timur Laut Lombok Utara.
Lokasi tepatnya berada di 6.94 Lintang Selatan, 116.57 Bujur Timur di kedalaman 525 kilometer. Gempa terjadi pada pukul 02.55 WIB.
Jenis mekanisme gempa merupakan jenis gempa dalam (deep focus) akibat adanya aktivitas slab pull (tarikan extensional Lempeng Australia ke bawah).
Daryono menjelaskan hasil mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan kombinasi mendatar dan menurun (oblique normal).