Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) kini tengah memperjuangkan internet agar tak hanya dipakai untuk hiburan terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar pun berharap bisa menggandeng berbagai pihak di luar pemerintah untuk mewujudkan penggunaan internet untuk hal-hal yang lebih produktif.
"Karena bapak bayangkan ketika ada internet kemudian mereka adalah pengguna pertama, mereka tidak tahu kegunaannya seperti apa, mayoritas akan menggunakan itu hanya untuk hiburan, bukan untuk hal-hal produktif," kata Fadhilah saat berbicara dalam Digital Creative Leadership Forum di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Kamis (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pembangunan transformasi digital "tidak bisa tidak melibatkan seluruh masyarakat Indonesia."
Kata dia, saat ini sudah ada 9.000 desa yang tercakup internet, dengan 7.000 desa yang akan on air.
"Tersisa hampir 2.500 desa yang betul-betul tidak ada teknologi seluler. Ini yang akan dibangun BAKTI," katanya.
BAKTI akan terus mengupayakan untuk mengkoneksikan seluruh lokasi layanan publik agar mereka terkoneksi dengan internet.
"Begitu ada sekolah, Puskesmas, rumah ibadah yang belum terkoneksi dengan internet itu akan kita distribusikan dengan segera."
Dia juga menjabarkan salah satu hasil survei pada 2022, ada tiga persoalan terkait penetrasi digital Indonesia, termasuk pemerataan internet dan literasi digital.
"Karena itu rekan-rekan akan sangat membantu pemerintah dalam pengentasan itu. Jadi di BAKTI sendiri ketika infrastruktur sudah terbangun, Kami ada direktorat khusus yang menangani proses bagaimana kapabilitas digital ini bisa ditingkatkan," pungkasnya.
BAKTI Kominfo sendiri mengoperasikan sejumlah teknologi komunikasi yang bisa menunjang internet di daerah 3T, mulai dari menara BTS 4G BAKTI, Palapa Ring, hingga Satelit Satria-1.
(pua/pua)