PT Bank BTPN mengungkap salah satu manfaat digitalisasi di sektor perbankan adalah mempermudah proses pencairan dana pinjaman hanya dalam waktu 30 menit.
Hal ini diungkap oleh Deputi CEO BTPN Darmadi Sutanto dalam acara Digital Creative Leadership Forum yang diselenggarakan oleh CNN Indonesia pada Kamis (9/11), di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat.
Menurutnya, proses digitalisasi yang ditawarkan oleh BTPN melalui produk Jenius dapat menyentuh berbagai kalangan dari sektor ekonomi yang berbeda, termasuk sektor mikro.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dua tahun lalu memperkenalkan produk untuk mikro, sehingga transaksi mikro yang biasanya cukup lama untuk pinjaman, sekarang bisa diproses hanya dalam waktu 30 menit," jelas Darmadi.
Lihat Juga :LEADERSHIP FORUM Grab Akui Pionir Kendaraan Listrik, Pangkas 10 Ribu Ton Emisi |
Darmadi menegaskan, jika produk Jenius yang ditawarkan oleh BTPN sangat mengutamakan inklusivitas pasar. Hal itu ia pelajari dalam tujuh tahun terakhir, ketika Jenius mulai diluncurkan pada 2016 lalu.
Pada saat itu, Darmadi mengaku jika Jenius hanya menyasar demografi usia di bawah 25 tahun atau kelompok umur millenial.
Namun usai melakukan survei lapangan, pihaknya menyadari jika produk Jenius sangat berpotensi untuk diperkenalkan ke seluruh sistem kelas ekonomi.
Lihat Juga :LEADERSHIP FORUM BAKTI Ungkap Angka-angka Menjanjikan Imbas Transformasi Digital |
"Dua sampai tiga tahun lalu, kami memperkenalkan produk untuk affluent market, orang-orang yang biasanya di atas 40 tahun," jelas Darmadi.
"Kami mulai memberikan produk-produk yang lebih menyasar pasar affluent seperti investasi, asuransi, dan sebagainya," sambungnya.
Bank digital juga telah menjamur di dunia sejak beberapa tahun belakangan.
Lihat Juga : |
Riset terakhir Boston Consulting Group (BCG) menemukan bahwa penggunaan bank digital pada 2021 meningkat sebesar 23 persen dan penggunaan perbankan seluler naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya.
Sementara, jumlah bank digital di seluruh dunia ada lebih dari 250 bank dan berpotensi terus bertambah.
Penelitian juga menunjukkan perbankan digital mampu meningkatkan efisiensi dan pengurangan tingkat kesalahan sebesar 20 persen hingga 40 persen.
(far/dmi)