Peneliti Pusat kedokteran Tropis UGM Riris Andono Ahmad memastikan narasi nyamuk dengan bakteri Wolbachia menyebabkan radang otak atau Japanese encephalitis adalah disinformasi.
"Ini mungkin perlu kita klarifikasi," kata Riris dalam acara 'Selebrasi Sedasawarsa Warga Yogyakarta Hidup bersama Nyamuk Ber-Wolbachia' di UGM, Sleman, Rabu (22/11).
Riris menjelaskan bahwa setiap penyakit memiliki vektornya masing-masing, khususnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk karena sifatnya spesifik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nyamuk Aedes aegypti mampu menularkan empat jenis virus, yakni Dengue, Chikungunya, Zika, dan Yellow Fever. Kecuali yang terakhir, semuanya ditemukan di Indonesia.
Sementara vektor penyakit radang otak atau Japanese encephalitis adalah nyamuk Culex. Di daerah endemik penyakit ini seringkali ditemukan populasi babi yang memang menjadi salah satu reservoir virus penyakit tersebut.
"Ketika ada vektor nyamuk Culex yang memang menjadi penyebar, ada reservoir, di babi itu tidak akan berpengaruh virusnya. Sama seperti kalau Ebola di Afrika, itu kan ada di kelelawar buah, itu di hewan nggak berpengaruh, tapi di manusia jadi penyakit," paparnya.
Oleh karenanya, Riris menegaskan jika penyakit radang otak atauJapanese encephalitisini nihil kaitannya dengan nyamuk Aedes aegypti.
"Tidak ada kaitannya sama sekali dengan Aedes aegypti," tegasnya.
Sementara, lanjut Riris, hasil penelitian belasan tahun telah membuktikan jika bakteri Wolbachia mampu menekan penyebaran virus oleh Aedes aegypti. Sebagai contoh, pelepasan nyamuk ber-Wolbachia efektif menurunkan kasus Zika dan Chikungunya di Kolombia, Amerika Selatan.
Sementara di Indonesia, nyamuk ber-Wolbachia terbukti efektif mengurangi 77 persen kasus demam berdarah Dengue (DBD) dan 86 persen tingkat rawat inap karena Dengue berdasarkan hasil riset yang dilakukan di Kota Yogyakarta.
Riris menambahkan efek gatal yang dihasilkan nyamuk ber-Wolbachia masih sama seperti nyamuk lainnya. Namun, ketika nyamuk Aedes aegypti mengandung bakteri Wolbachia, gigitan tersebut tak lagi menularkan virus dengue yang menyebabkan demam berdarah.