RI Didominasi Bencana Terkait Air meski di Era El Nino

CNN Indonesia
Jumat, 22 Des 2023 19:31 WIB
Lebih dari separuh bencana alam yang terjadi di tahun ini adalah bencana hirometeorologi. Simak angka-angkanya.
Ilustrasi. Bencana hidrometeorologi mendominasi 2023. (Istockphoto/ Gruizza)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap Indonesia dilanda 4.847 kejadian bencana selama 2023 dengan lebih dari setengahnya merupakan bencana hidrometeorologi.

"Kejadian bencana di periode 1 Januari hingga 21 Desember 2023. kita lihat di situ angkanya 4.847 adalah angka yang tinggi," ujar Deputi 3 Tanggap Darurat BNPB Mayjen Fajar Setyawan dalam Konferensi Pers Prediksi Cuaca dan Antisipasi Bencana Jelang Natal dan Tahun Baru secara daring, Jumat (22/12).

"4.847 tersebut terdiri dari berbagai jenis bencana, di antaranya gempa bumi, erupsi gunung api, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrem, banjir, tanah longsor, kekeringan, gelombang pasang serta abrasi," tambahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap El Nino, yang merupakan fenomena anomali iklim yang mengurangi curah hujan di RI, terdeteksi menguat setidaknya sejak Juli. Intensitasnya makin menguat di akhir tahun.

Beberapa lembaga meteorologi dunia beda prediksi soal sampai kapan El Nino bertahan. Yang jelas, semuanya sepakat fenomena ini akan berlangsung hingga 2024.

Fajar melanjutkan seluruh kejadian bencana yang melanda Tanah Air tersebut mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Bencana ini mengakibatkan 257 orang meninggal dunia, 33 hilang, dan 5.754 orang luka-luka.

Bencana selama 2023 juga menyebabkan 32.739 rumah dan 811 fasilitas umum rusak.

Dari 4.847 bencana yang terjadi selama tahun ini, Fajar memaparkan sebagian besar di antaranya adalah bencana hidrometeorologi dengan 1.135 kejadian bencana ekstrem, 1.114 bencana banjir, 568 kejadian tanah longsor, dan 31 kejadian gelombang pasang dan abrasi.

Bencana hidrometeorologi selama 2023 sendiri menyebabkan 217 orang meninggal dunia, 5.678 orang luka-luka, dan 33 orang hilang.

Selain itu, bencana hidrometeorologi selama 2023 juga membuat 28.348 rumah dan 640 fasilitas umum mengalami kerusakan.

Sebagai informasi, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.

Penyebab bencana hidrometeorologi sendiri adalah perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Indonesia sering mengalami perubahan cuaca dan iklim secara mendadak dan ekstrem yang berujung pada bencana hidrometeorologi.

Lebih lanjut, Fajar sendiri mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi pada periode Natal dan Tahun Baru 2023-2024. Pasalnya, peralihan musim kemarau menuju musim hujan membuat adanya potensi bencana hidrologi basah pada periode ini.

Bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi adalah banjir, banjir bandang, tanah longsor, gelombang tinggi, dan banjir rob.

"Ini yang paling mungkin terjadi, karena sudah terjadi di beberapa daerah, contohnya, wilayah Aceh, Sumatra Utara, sebagian Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah. Ini sudah terjadi di beberapa wilayah banjir. Yang di Aceh sempat ada korban jiwa," tutur Fajar.

[Gambas:Video CNN]

(lom/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER