Musim hujan di 2024 diprakirakan cenderung normal dan bahkan makin basah di kala fenomena El Nino diprediksi berakhir.
"Beredar berita bahwa musim hujan 2023/2024 akan lebih singkat dan lebih kering, benarkah?" demikian dikutip dari Instagram Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rabu (10/1).
"Memang benar, kemarin musim hujan terlambat datang di sebagian besar wilayah, namun mulai November kemarin beberapa wilayah sudah memasuki musim hujan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG mengungkap per pekan ini 61 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan. "Ini sesuai dengan prediksi BMKG bulan Agustus lalu."
"Umumnya musim hujan akan mengalami puncaknya pada bulan Januari dan Februari, ditandai dengan hujan yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia dan akumulasi curah hujan yang tinggi," menurut keterangan BMKG.
Musim hujan sendiri ditandai dengan kedatangan Angin Monsun Asia atau angin baratan yang membawa uap air dari sekitar Benua Asia dan perairan sekitar. Sementara, musim kemarau diindikasikan dengan Angin Monsun Australia atau angin timuran yang kering dari Benua Australia.
Masalahnya 2023 hingga 2024 diramaikan dengan kedatangan fenomena 'pengering hujan', yakni El Nino di Samudera Pasifik dan Indian Ocean Dipole (IOD) di Samudera Hindia.
El Nino diprediksi berakhir 2024, sementara IOD meluruh di awal 2024.
Pada akhir 2023, pakar klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin memprediksi potensi curah hujan rendah di musim hujan kali ini, khususnya di Pulau Jawa, terutama efek El Nino.
Menurutnya, ada sejumlah faktor yang menyebabkan kondisi ini, terutama angin monsun timuran yang identik dengan musim kemarau dan fenomena El Nino.
"Kekeringan belum berakhir di Jawa! Angin monsun timuran yg identik dg musim kemarau kembali dominan di atas Jawa. Ini semakin menegaskan El Niño melemahkan monsun baratan sehingga kemarau lebih panjang, menunda musim hujan, dan mengubah sifat musim hujan menjadi lebih kering," tulis Erma dalam cuitannya.
Senada, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di BRIN Eddy Hermawan memprakirakan musim hujan kali ini kemungkinan cuma bertahan sampai akhir Januari.
"Musim hujan mestinya Desember, Januari, dan Februari (DJF), sepertinya tidak sampai Februari, hujannya sudah habis karena El Nino itu berawal bulan Mei 2023 dan akan berakhir pada Mei 2024," ujar dia, Jumat (5/1), dikutip dari Antara.
BMKG mengakui keragaman morfologi wilayah Indonesia yang terdiri dari perairan dan kepulauan, daratan dan pegunungan, membuat respons dari tiap wilayah terhadap Monsun Asia dan musim hujan juga berbeda-beda.
Namun, secara keseluruhan wilayah Indonesia diprediksi memiliki curah hujan yang tinggi, bukannya kering, di musim hujan 2023/2024 ini. Bahkan, jelang kepergian El Nino yang diprakirakan terjadi mulai April, hujan makin diprediksi makin deras.
Berikut prediksi curah hujan periode Januari–April 2024 menurut BMKG:
Curah hujan ini diprediksi cenderung normal. Sebagian besar wilayah Indonesia masih akan mengalami hujan pada kategori tinggi hingga sangat tinggi (300-lebih dari 500 mm per bulan).
Daerah yang diprediksi mengalami hujan bawah normal adalah Lampung bagian selatan, Jawa, sebagian Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan Utara bagian tengah, Kalimantan Timur bagian utara, Maluku Utara bagian utara, dan Papua bagian tengah.
Perbandingan dengan 2023: lebih basah daripada Januari 2023.
Diprediksi cenderung normal. Hujan di wilayah Indonesia diprediksi masih pada kategori menengah hingga tinggi (150-500 mm per bulan).
Daerah yang diprediksi mengalami hujan bawah normal adalah Aceh bagian utara, Sumatra Utara bagian utara, sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Yogyakarta, sebagian NTT, Sulawesi Tengah bagian utara, Maluku Utara bagian utara, Papua bagian tengah.
Perbandingan dengan 2023, lebih basah daripada Februari 2023.
Curah hujan diprediksi cenderung normal. Curah hujan bulanan masih pada kategori menengah hingga tinggi (150-500 mm per bulan) kecuali untuk sebagian wilayah Nusa Tenggara yang mengalami hujan pada kategori menengah (150-300 mm per bulan).
Ketegori hujan ini (>150 mm per bulan) masih termasuk pada periode musim hujan menurut definisi musim BMKG.
Daerah yang diprediksii mengalami hujan di bawah normal adalah Aceh bagian utara, Sumatra Utara bagian utara, sebagian Banten, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian NTT, Kalimantan Timur bagian utara, Sulawesi Tengah bagian utara, Papua bagian tengah.
Perbandingan dengan tahun lalu: sama dengan Maret 2023.
Pada momen kepergian El Nino ini, BMKG memprediksi curah hujan diprediksi cenderung lebih tinggi dari normal.
Curah hujan bulanan masih pada kategori menengah hingga tinggi (150-500 mm per bulan), kecuali untuk sebagian wilayah Nusa Tenggara yang mengalami hujan pada kategori menengah (150-300 mm per bulan).
Sementara, daerah yang diprediksi mengalami hujan di bawah normal adalah sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Papua.
Perbandingan dengan tahun lalu: curah hujannya lebih basah daripada April 2023.
(tim/arh)