Alasan Hujan Tak Turun Setiap Hari meski Sedang Musim Hujan

CNN Indonesia
Rabu, 21 Feb 2024 07:50 WIB
BMKG membongkar alasan mengapa hujan tak selalu turun setiap hari meski Indonesia sedang dalam periode musim hujan.
Ilustrasi. BMKG mengungkap musim hujan tak selalu berarti hujan turun setiap hari. (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan alasan mengapa hujan tak turun setiap hari, meski wilayah Tanah Air sedang dalam periode musim hujan.

Sejumlah wilayah Indonesia saat ini sedang berada di puncak musim hujan. Pada bulan ini terdapat 215 ZOM (30,76 persen) yang mengalami puncak musim hujan.

Pada bulan ini, puncak musim hujan terjadi di 3 ZOM di Sumatra, 149 ZOM di Jawa, 2 ZOM di Kalimantan, 27 ZOM di Bali dan Nusa Tenggara, serta 34 ZOM di Maluku dan Papua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, hujan tampak tak turun setiap hari padahal tengah musim hujan, salah satunya wilayah DKI Jakarta.

Menanggapi hal ini, BMKG menyebut musim hujan tak berarti hujan turun setiap hari, dan terkadang ada jeda satu atau dua hari tanpa hujan.

"Jadi wajar bila kadang ada jeda, satu atau dua hari tanpa hujan. terkadang langit cerah membiru indah atau bisa juga mendung tanpo udan (awannya menggelayut tak jadi hujan)," tulis BMKG dalam unggahannya di Instagram, Jumat (2/2).

"Hal ini tergantung pada dinamika cuaca secara lokal dan regional saat itu serta faktor ketersediaan kecukupan uap air di atmosfer," lanjut keterangan itu.

Musim hujan memiliki beberapa tipe, sehingga berbeda untuk setiap wilayah.

Ada wilayah yang memiliki pola hujan monsunal yang artinya wilayah tersebut memiliki perbedaan jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau.

Wilayah ini memiliki tipe curah hujan yang bersifat unimodial, atau satu puncak musim hujan dan satu puncak musim kemarau.

Kemudian, ada juga wilayah dengan pola hujan ekuatorial yang artinya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial, atau dua puncak musim hujan. Puncak musim hujan untuk wilayah ini biasanya terjadi di sekitar Maret dan Oktober.

Selain itu, ada juga wilayah dengan pola hujan lokal yang memiliki distribusi hujan bulanan berkebalikan dari pola monsun. Pola lokal sendiri dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial, tetapi waktunya berbeda dengan tipe hujan monsun.

Lebih lanjut, sebagian besar wilayah monsunal mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari.

Berdasarkan data BMKG pada periode 2019-2023, wilayah DKI Jakarta yang merupakan wilayah monsunal mengalami hujan hampir setiap hari selama 25-28 hari pada periode Januari dan Februari. Kemudian, wilayah ini mengalami hari hujan berurutan terpanjang selama 15-16 hari.

Sedangkan hari tanpa hujan terpanjang di DKI Jakarta adalah 2-3 hari.

Sementara itu, wilayah Sumatra Utara yang merupakan wilayah dengan pola hujan ekuatorial mengalami hujan sebanyak 12-14 hari pada periode puncaknya. Hari dengan hujan berurutan terpanjang adalah 5 hari, sedangkan hari tanpa hujan berurutan terpanjang adalah 9-11 hari.

Pada wilayah dengan pola hujan lokal seperti Sulawesi Tengah, puncak musim hujan biasanya terjadi pada Juli dan Agustus.

Menurut data BMKG pada 2019-2023, wilayah ini mengalami hujan sebanyak 16-20 hari, dengan hujan berurutan terpanjang selama 9-10 hari, dan hari tanpa hujan berurutan terpanjang sebanyak 7 hari.

[Gambas:Instagram]

[Gambas:Video CNN]

(lom/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER