Ahli BRIN Sebut IKN Berpotensi Mulai Terendam Imbas Ekuinoks Maret

CNN Indonesia
Jumat, 23 Feb 2024 20:47 WIB
Pakar menyebut posisi Matahari yang tepat berada di atas IKN bisa berdampak pada curah hujan tinggi yang potensial memicu banjir.
Ilustrasi. Pergerakan semu Matahari disebut berdampak pada curah hujan, termasuk di IKN. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pulau Kalimantan, termasuk kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), diklaim berpotensi banjir akibat pergerakan semu Matahari yang mencapai garis khatulistiwa atau ekuinoks.

"Ketika matahari mulai bergeser ke ekuator, maka yang kemungkinan terjadi banjir kawasan ekuator, salah satunya IKN, siap-siap diguyur basah," ujar Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan, dikutip dari Antara, Rabu (21/2).

Ekuinoks merupakan fenomena astronomis ketika lintasan semu harian Matahari berada tepat di garis khatulistiwa atau ekuator Bumi. Fenomena itu terjadi dua kali dalam setahun yakni 21 Maret dan 23 September.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena sejenis yang terjadi di wilayah lain disebut sebagai kulminasi atau kulminasi agung. Efeknya adalah fenomena hari tanpa bayangan karena Matahari tegak lurus tepat di atas kepala di tengah hari.

Pontianak, Kalbar, yang dilalui garis khatulistiwa, berdasarkan jadwal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bakal mengalami ekuinoks pada 20 Maret pukul 11.50.03 WIB.

Sementara, IKN mengalami kulminasi sebelum ekuinoks. Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, yang masuk daerah IKN, bakal mengalami kulminasi pada 17 Maret pukul 12.21.20 WITA.

Eddy melanjutkan lama hujan saat fenomena ekuinoks berlangsung rata-rata dua hari, dan maksimal tiga hari. Hujan turun saat matahari menjelang ke garis ekuator Bumi.

Menurutnya, jika ekuinoks terjadi pada 21 Maret, hujan diperkirakan mulai turun pada 15 atau 16 Maret.

"Nanti jangan kaget Samarinda banjir, Balikpapan banjir, IKN mulai terendam. Jangan kaget karena siklusnya memang begitu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, ini siklus (hujan) normal," tutur Eddy.

Apa hubungannya posisi Matahari dengan hujan?

Edddy menjelaskan Monsun (iklim yang ditandai pergantian arah angin) mengikuti angin. Sementara, kata dia, angin mengikuti posisi Matahari.

Ketika Matahari menuju garis ekuator, Eddy menyebut pusat tekanan rendah digeser ke bagian tengah Bumi. Kondisi itu membuat massa uap air yang berasal dari berbagai wilayah, seperti Australia, akan diarahkan ke garis khatulistiwa.

Mekanisme ini membuat hujan mengguyur Pulau Kalimantan.

"Daerah seperti IKN basah terus dan mendung terus [saat ekuinoks]. Puncak hujan terjadi dua kali dalam setahun," tandas Eddy.

Sejauh ini, prakiraan cuaca BMKG belum sampai ke periode ekuinoks. Namun, prakiraan hujan bulanan pada Maret menunjukkan daerah sekitar IKN punya curah hujan menengah (200–300 mm) hingga tinggi (300-400 mm).

[Gambas:Video CNN]

(antara/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER