Studi Ungkap Kota paling Tercemar Polusi Udara dari Pesawat

CNN Indonesia
Rabu, 28 Feb 2024 11:06 WIB
Studi terbaru mengungkap kota di dunia yang paling tercemar polusi udara dari pesawat terbang.
Ilustrasi. Studi terbaru mengungkap kota di dunia yang paling tercemar polusi udara dari pesawat terbang. (Foto: istockphoto/joegolby)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah studi terbaru mengungkap kota di dunia yang paling tercemar polusi udara dari pesawat terbang. Di mana lokasinya?

Studi tersebut menunjukkan bahwa London, Inggris, menjadi kota yang paling tercemar polusi dari pesawat terbang. Pasalnya, di sana terdapat enam bandara tempat pesawat lepas landas dan mendarat.

Hal tersebut membuat penduduk kota terpapar emisi nitrogen oksida dan partikulat yang berbahaya setara dengan 3,23 juta mobil setiap tahunnya. Di Tokyo dan Dubai, penduduknya terpapar emisi yang setara dengan 2,78 juta mobil dari lalu lintas udara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Merujuk penelitian baru yang melacak polusi udara dan emisi gas rumah kaca dari penerbangan kargo dan penumpang dari bandara-bandara di seluruh dunia, ketiga kota ini merupakan kota yang paling parah terdampak polusi udara dari penerbangan, mengutip The Guardian, Rabu (28/2).

Penelitian ini menemukan bahwa 20 bandara terbesar, jika digabungkan, menghasilkan emisi karbon sebanyak 58 pembangkit listrik tenaga batu bara.

"Polusi di sekitar bandara terus meningkat dari tahun ke tahun," kata Jo Dardenne, direktur penerbangan di Transport & Environment, lembaga think tank yang membantu penelitian ini.

"Hal ini mempengaruhi jutaan orang, yang menghirup emisi beracun dan mengalami gangguan kesehatan sebagai akibatnya, namun para pembuat kebijakan mengabaikan masalah ini," lanjut dia.

Ia mengatakan pertumbuhan eksponensial sektor dan bandara tidak sesuai dengan tujuan iklim mereka, terutama mengingat lambatnya penyerapan teknologi bersih.

"Sektor ini membuat kami percaya bahwa mereka akan bangkit kembali dengan lebih baik setelah pandemi. Mereka memang telah bangkit kembali - tetapi tanpa tindakan, dampak iklim dan kesehatan sektor ini tidak akan menjadi lebih baik," ujarnya.

Airport Tracker tahun 2024, yang diproduksi oleh lembaga think tank global ODI dalam kemitraan dengan T&E, memperbarui penelitian yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2021. Untuk pertama kalinya, penelitian ini mencakup dampak karbon dari angkutan udara serta penerbangan penumpang, yang mencakup emisi nitrogen oksida (NOx) dan materi partikulat halus (PM2.5) dari 1.300 bandara.

Bandara paling berpolusi di dunia secara keseluruhan, menurut penelitian tersebut, adalah Dubai, di Uni Emirat Arab. Bandara ini menyumbang 20,1 juta ton emisi CO2 dalam satu tahun, kira-kira setara dengan emisi gas rumah kaca dari lima pembangkit listrik tenaga batu bara, serta 7.531 ton NOx dan 71 ton PM2.5.

Bandara Heathrow di London adalah yang terburuk kedua dalam hal dampak iklim, mengeluarkan 19,1 juta ton CO2 per tahun, dan untuk emisi NOx, sebesar 5.844 ton, meskipun 37 ton polusi PM2.5 per tahun membuatnya berada di urutan ke-16 dalam daftar tersebut.

Dari sana, gambarannya menjadi lebih rumit, dengan dampak iklim bandara dan emisi polutan berbahaya lainnya yang tidak terkait dengan jelas.

Para pengkritik perjalanan udara mengatakan tidak ada perlindungan yang cukup terhadap jenis polusi yang disebabkan oleh bandara.

"Tingkat kebisingan pesawat terus menerus terlampaui, dan kita sama sekali tidak memenuhi standar Uni Eropa untuk partikel ultra halus, yang merupakan bahaya kesehatan utama," kata Magdalena Heuwieser, dari jaringan aktivis Stay Grounded.

"Beberapa langkah penting harus segera diambil untuk melindungi kesehatan para pekerja dan masyarakat di sekitar bandara, seperti larangan penerbangan malam hari, atau perbaikan bahan bakar jet yang sederhana agar memiliki standar yang sama dengan bahan bakar mobil. Namun teknologi tidak akan menyelesaikan seluruh masalah, pengurangan jumlah penerbangan adalah yang paling efektif dan dibutuhkan," lanjut dia.

Sam Pickard, seorang rekan peneliti di ODI mengatakan bandara merupakan infrastruktur jangka panjang, sehingga pilihan yang dibuat sekarang akan mempengaruhi iklim dan kualitas udara jauh di masa depan.

Menurut dia masih banyak yang harus dilakukan untuk mengenali dampak-dampak ini dan membatasi ekspansi di berbagai belahan dunia.

(tim/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER