Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi optimis sektor perekonomian Indonesia ke depan bakal tetap kokoh usai gelaran Pemilu 2024 yang berlangsung damai pada 14 Februari 2024 lalu. Menurutnya, Pemilu yang terselenggara dengan damai turut memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
Menkominfo menekankan, secara global tidak semua sektor mengalami pelemahan di tengah ketidakpastian geopolitik dan ancaman resesi. Menurutnya, masih banyak sektor menyimpan peluang-peluang untuk menopang kelesuan ekonomi yang terjadi.
"Salah satu sektor yang dapat membawa optimisme adalah sektor ekonomi digital. Sektor ini diproyeksikan bakal terus tumbuh secara eksponensial," kata Menkominfo dalam Seminar Economic Outlook 2024, Kamis (29/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai contoh pasar Artificial intelligence/AI (kecerdasan buatan). Di level global, sektor AI diproyeksikan akan terus melesat dengan nilai mencapai US$207 miliar pada 2030 mendatang.
Di negara-negara ASEAN, ekonomi digital kawasan diprediksi bernilai US$1 triliun pada 2030. Sedangkan pertumbuhan PDB riil di kawasan ini diperkirakan mencapai 4,8 persen pada 2024.
"Selaras dengan konteks global dan regional, salah satu sektor yang berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ini adalah ekonomi digital. Secara nasional, valuasi sektor ini diprediksikan mencapai US$195 miliar pada 2025," ujar Budi Arie.
Terkait pasar ekonomi digital, Kementerian Kominfo pun telah merilis Visi Indonesia Digital (VID) 2045 pada akhir tahun lalu sebagai alternatif peta jalan kebijakan di sektor digital demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Budi Arie mengatakan, visi ini mengedepankan infrastruktur digital sebagai fondasi di dalam mewujudkan pemerintahan digital yang responsif, ekonomi digital yang inovatif, serta inklusi digital bagi seluruh masyarakat Indonesia. Harapannya, VID 2045 dapat menjadi sumbangsih pemikiran Kementerian Kominfo untuk mendukung upaya Indonesia agar dapat keluar dari middle income trap dan masuk dalam jajaran 10 negara dengan PDB terbesar di dunia.
"Untuk mewujudkan visi ini, Kementerian Kominfo terus mendorong upaya kolaboratif diantara pemangku kepentingan termasuk para pelaku industri untuk dapat menyelaraskan perencanaan bisnisnya dengan agenda transformasi digital nasional," tuturnya.
"Saya rasa tidak ada cara lain untuk mencapai kesejahteraan bangsa selain bergandengan tangan, bahu-membahu,bekerja bersama dalam harmoni dan persatuan nasional," pungkas Menkominfo.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan bahwa Pemilu yang telah selesai akan mendorong optimisme. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 antara 4,7 persen-5,5 persen.
Menurut Juda, sangat perlu untuk membangun optimisme bersama, meskipun di level global perekonomian dunia masih dibayangi ketidakpastian yang tinggi.
"Untuk domestik, ekonomi dengan kondisi global seperti itu sebenarnya uncertainty mereda tapi masih tinggi, itu yang dari sisi globalnya," ujarnya.
Dia menambahkan, BI juga memprediksi inflasi di dalam negeri masih terjaga di kisaran 2 persen-3 persen, serta pertumbuhan kredit ditargetkan mampu mencapai 10 persen-12 persen tahun ini.
"Inflasi kami perkirakan juga masih terjaga, sangat terjaga di kisaran range Bank Indonesia 2-3 persen dan pertumbuhan kredit 10-12 persen di tahun ini," ujarnya.
Optimisme Pelaku Ekonomi
Beberapa pelaku ekonomi pun, khususnya sektor perbankan terus memberikan perhatiannya. PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) misalnya yang menggelar Market Outlook 2024 bertajuk "Prospek dan Strategi Investasi Pasar Modal Pasca Pemilu di Tahun Naga 2024" secara daring.
Direktur Bisnis Konsumer Bank Rakyat Indonesia (BRI) Handayani mengungkapkan bahwa memasuki Kuartal I 2024 terdapat optimisme melandainya inflasi dan pemangkasan suku bunga secara global. Hal ini dapat menjadi sentimen positif terhadap pasar keuangan domestik, terutama terhadap stabilitas nilai tukar uang rupiah, meskipun BI telah menaikkan suku bunga menjadi 6 persen.
"Tentunya diperlukan panduan untuk nasabah retail dalam menentukan strategi investasi yang tepat. Dalam Market Outlook ini diharapkan nasabah diberikan gambaran menyeluruh terkait kondisi pasar keuangan," ungkap Handayani.
Senada dengan Handayani, Direktur Retail & IT BRIDS, Fifi Virgantria menyampaikan, bahwa Pemilu 2024 yang berlangsung damai sangat berkontribusi memberikan dampak positif terhadap stabilitas pasar.
"Diharapkan berbagai macam pertanyaan seputar kondisi ekonomi dan pasar yang ada dapat terjawab dengan adanya acara market outlook ini, di mana kami menghadirkan berbagai expert yang akan memberikan insight dan gambaran luas dari berbagai perspektif, mulai dari proyeksi makro ekonomi dan pasar saham, pandangan menurut investor berpengalaman, hingga dilengkapi dengan proyeksi sesuai ilmu Feng Shui," ujar Fifi.
Pun demikian yang disampaikan Head of Equity Research BRIDS, Erindra Krisnawan. Menurutnya, rangkaian proses Pemilu 2024 yang berlangsung dengan baik memberikan konfirmasi atas faktor 'stabilitas' Indonesia.
Optimisme pasar pasca Pemilu ini juga ditandai dengan masuknya aliran dana investor asing, didukung oleh ekspektasi dan prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang lebih tinggi di era pemerintahan baru.
"Tren positif ini bisa berlanjut jika didukung oleh adanya indikasi pertumbuhan laba bersih yang dapat membaik di atas level sebelumnya (7-8 persen). Sementara itu, stabilitas makroekonomi saat ini memberikan proteksi untuk investor terhadap downside risk dari pertumbuhan," papar Erindra.
Sementara itu, Founder Komunitas & Investor, Rivan Kurniawan mengatakan bahwa BI sejatinya belum perlu menaikkan tingkat suku bunga di tengah target inflasi yang masih terkendali. Didukung dengan fundamental yang dinilai cukup baik, diharapkan pada 2024 ini katalis positif kembali lagi ke Indonesia seiring dengan capital inflow.
"Selain itu, akan terdapat sektor yang diunggulkan ketika salah satu pasangan Presiden dan Wapres terpilih, misalnya sektor energi dengan hilirisasinya, minyak kelapa sawit, semen, terkait dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), dan masih banyak sektor-sektor lainnya," jelas Rivan.
Adapun, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo mengatakan, bahwa optimisme situasi perekonomian nasional ini perlu terus dijaga. Apalagi baik pemerintah maupun pihak swasta telah sama-sama sepakat bahwa kepercayaan investor ini berbanding lurus dengan keamanan dan kondusifnya situasi nasional pasca Pemilu 2024.
"Stabilitas politik merupakan modal utama bagi pembangunan ekonomi nasional," ujarnya. #PemiluDamai2024
(ory/ory)