Deret Wilayah Potensial Rekor Panas di Ujung El Nino, Termasuk RI?

CNN Indonesia
Senin, 04 Mar 2024 08:27 WIB
Studi baru memprediksi beberapa negara mencapai rekor suhu hingga Juni di masa injury time El Nino. Simak daftarnya.
Gelombang panas melanda Rio de Janeiro, Brasil, November 2023. Fenomena sejenis diprediksi melanda di masa injury time El Nino. (AP/Silvia Izquierdo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Para ahli memprakirakan fenomena El Nino, yang diprediksi hilang pada April, memicu sejumlah rekor suhu di beberapa wilayah hingga Juni.

"Kemungkinan rata-rata SAT (suhu udara permukaan) global melampaui rekor sejarah, yang dihitung dari Juli 2023 hingga Juni 2024, diperkirakan mencapai 90 persen, bergantung pada anomali suhu permukaan laut rata-rata tahunan di Pasifik ekuator timur yang melebihi 0,6 °C," dikutip dari jurnal di Scientific Reports yang dirilis pada 29 Februari.

Dalam studi karya sejumlah peneliti dari Chinese Academy of Meteorological Sciences hingga NOAA/Pacific Marine Environment Laboratory itu, beberapa wilayah yang sangat rentan terhadap rekor SAT ini mencakup wilayah pesisir dan sekitarnya di Asia, seperti Teluk Benggala dan Laut China Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Alaska, Laut Karibia, dan Amazon. RI sejauh ini tak disebut dalam studi tersebut.

"Suhu panas yang akan datang ini meningkatkan risiko gelombang panas laut sepanjang tahun dan meningkatkan ancaman kebakaran hutan serta konsekuensi negatif lainnya di Alaska dan lembah Amazon," kata para peneliti.

Fenomena El Nino yang berpusat di Samudera Pasifik bagian barat itu diketahui meningkatkan suhu permukaan global dan membuat 2023 memecahkan rekor tahun terpanas dengan gap yang besar dari rekor sebelumnya.

Panas ekstrem pada paruh kedua 2023 terjadi ketika El Nino mulai berdampak buruk di Amerika Utara, Eropa, China, Amerika Selatan, dan Madagaskar seiring dengan semakin intensifnya krisis iklim.

El Nino biasanya mencapai puncak antara November dan Januari.

Fenomena ini sempat memicu kebakaran hebat dan kekeringan di Amazon pada akhir 2023 dan emisi imbas kebakaran mencatat rekor baru pada Februari.

Suhu panas yang mencapai rekor di Alaska akan mengakibatkan pencairan gletser dan lapisan es serta erosi pantai, kata para ilmuwan.

Menurut prediksi Lembaga Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA), El Nino kemungkinan besar akan hilang mulai April. 

"Transisi dari El Nino ke ENSO (El Nino Southern Oscillation) netral kemungkinan terjadi pada bulan April-Juni 2024 (79 persen kemungkinan), dengan peluang terjadinya La Nina meningkat pada Juni-Agustus 2024 (peluang 55 persen)," kata lembaga.

Beda dari prakiraan lain

Analisis terbaru ini menggunakan model komputer untuk mengidentifikasi kemungkinan titik api regional pada paruh pertama 2024. Studi juga menemukan ada kemungkinan 90 persen suhu global selama periode ini akan mencetak rekor baru.

"Gelombang panas yang hebat dan siklon tropis, ditambah dengan kenaikan permukaan laut global yang disebabkan oleh manusia, menyebabkan wilayah pesisir yang padat penduduknya menghadapi krisis iklim yang sangat besar dan mendesak yang menantang kemampuan kita saat ini untuk beradaptasi, mitigasi, dan manajemen risiko," kata Ning Jiang, di Akademi Ilmu Meteorologi China, Beijing, dan rekan penulisnya, dikutip dari The Guardian.

"Panas yang akan datang ini meningkatkan risiko gelombang panas laut sepanjang tahun dan meningkatkan ancaman kebakaran hutan serta dampak negatif lainnya di Alaska dan lembah Amazon," katanya.

Wilayah laut dan pesisir sangat rentan karena lautan dapat menyimpan lebih banyak panas dibandingkan wilayah daratan, sehingga kondisi panas dapat bertahan lebih lama di wilayah tersebut.

Adam Scaife, dari Met Office dan University of Exeter, Inggris, menilai studi tersebut berbeda dengan prakiraan umum.

"Studi ini menggunakan catatan suhu yang diamati, dan apa yang kita ketahui tentang El Nino dan dampak lainnya di seluruh dunia, untuk menyimpulkan apa yang mungkin terjadi pada 2024," kata dia.

"Ini jauh dari perkiraan mutakhir, namun memberikan gambaran sederhana yang berguna untuk tahun depan."

"Beberapa wilayah, misalnya Afrika dan Greenland, memiliki cakupan data historis yang buruk dan sulit untuk dinilai dengan metode ini, namun wilayah-wilayah tersebut disorot sebagai wilayah dengan tingkat kelebihan panas yang menonjol pada tahun ini dalam prakiraan model iklim," tutup Scaife.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER