Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, masih akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia hingga pekan depan.
Berdasarkan catatan BMKG sejak 8 hingga 14 Maret, hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem melanda di sejumlah wilayah.
Hujan dengan kategori sangat lebat terjadi di Nabire, Papua Barat, dengan curah hujan mencapai 101.4 mm per hari; Maros, Sulawesi Selatan 102,9 mm per hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, hujan dengan kategori ekstrem terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan curah hujan 156,8 mm per hari; Semarang, Jawa Tengah, 238 mm per hari.
Wilayah terakhir pun digenangi banjir di sejumlah titik.
Dalam Prospek Cuaca Seminggu ke Depan periode 15–21 Maret, BMKG mengungkap daerah-daerah yang masih akan dilanda cuaca ekstrem sampai pekan depan.
Yakni, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Walhasil, lembaga tersebut mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem, termasuk puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan dampak yang dapat ditimbulkannya.
Contohnya, banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Berikut rincian wilayah yang mendapat peringatan dini cuaca ekstrem:
15-16 Maret
Sumatra Selatan, Lampung, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
17-18 Maret
Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.
19-21 Maret
Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Beberapa dinamika atmosfer, kata BMKG, berpengaruh signifikan terhadap potensi peningkatan curah hujan seminggu ke depan.
Pertama, fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif pada fase 5 (Benua Maritim Indonesia), yang menunjukkan kondisi yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang diprakirakan aktif di sebagian wilayah Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara dalam sepekan ke depan.
Ketiga, gelombang atmosfer Kelvin yang diprediksi aktif di sebagian besar wilayah Sumatra, Banten, DKI Jakarta, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua dalam sepekan ke depan.
Keempat, Bibit Siklon Tropis 91S yang terpantau di Samudra Hindia bagian tenggara, selatan Jawa. Kecepatan anginnya mencapai maksimum 35 knot dan tekanan udara 994 hPa serta bergerak ke arah tenggara.
Potensi sistem untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan dalam kategori tinggi.
Kelima, Bibit Siklon Tropis 94S yang terpantau berada di Pesisir Utara Australia. Sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum berkisar 15-20 knot, tekanan udara 999.9 hPa, dan pergerakan ke arah timur-tenggara.
Keenam, Bibit Siklon Tropis 93P yang terpantau di Laut Karang, timur laut Australia, dengan kecepatan angin maksimum 20-25 knots dan tekanan udara minimum 1003 hPa.
Ketujuh, daerah konvergensi (pemusatan angin) lainnya terpantau memanjang di Laut Jawa, di Kalimantan Barat bagian timur, di Kalimantan Tengah, di Kalimantan Utara, di Sulawesi Tengah;
Dari Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, hingga Sulawesi Selatan, di Nusa Tenggara Timur, di Maluku, Laut Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
Kedelapan, daerah pertemuan angin (konfluensi) memanjang berada dari Samudra Hindia barat Bengkulu.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut," tandas BMKG.