Anak Buah Budi Arie Minta Klarifikasi Biznet Soal Dugaan Bocor Data

CNN Indonesia
Sabtu, 16 Mar 2024 17:40 WIB
Kominfo mengirimkan surat untuk meminta klarifikasi penyedia layanan internet (ISP) Biznet terkait dugaan kebocoran data yang menimpa perusahaannya.
Ilustrasi. Kominfo mengirimkan surat untuk meminta klarifikasi penyedia layanan internet (ISP) Biznet terkait dugaan kebocoran data yang menimpa perusahaannya. (Foto: REUTERS/Kacper Pempel)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengirimkan surat untuk meminta klarifikasi penyedia layanan internet (ISP) Biznet terkait dugaan kebocoran data.

"Kita sudah tangani, kemarin kita sudah bersurat untuk minta klarifikasi. Karena gini, aturannya itu mereka yang melapor ke kita, tapi kalau kita menemukan ini, kita minta klarifikasi. Apakah benar kejadiannya, terus kejadiannya apa saja yang ini yang bocor," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan di Kantor Kominfo, Jakarta, Jumat (15/3).

Biznet sendiri disebut belum memberikan klarifikasi seperti yang diminta Kominfo. Kementerian itu kini dipimpin oleh Budi Arie Setiadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa waktu lalu, data pengguna layanan internet Biznet diduga mengalami kebocoran. Hal ini diungkap oleh Teguh Aprianto, pendiri Ethical Hacker Indonesia, di media sosial pribadinya pada Minggu (10/3).

Teguh menyebut lebih dari 380 ribu data pengguna Biznet dibocorkan di Dark Web. Data ini memuat berbagai data pribadi, mulai dari nama, NIK, hingga nomor ponsel.

"Lebih dari 380 ribu data pengguna layanan Biznet telah dibocorkan di dark web. Data yg bocor: nama, email, NIK, NPWP, nomor HP, alamat dll," tulis Teguh.



"Dibocorkan oleh threat actor yg mengaku sebagai karyawan Biznet yg tak setuju dengan kebijakan FUP yg baru saja diterapkan oleh Biznet," tambahnya.

Lebih lanjut, Teguh menjelaskan threat actor atau sosok di balik pembocoran data tersebut melontarkan ancaman kepada manajemen Biznet terkait kebijakan FUP tersebut.

"Jika sampai tanggal 25 Maret 2024 kebijakan terkait FUP ini tidak dihapus, sang threat actor juga akan merilis data internal Biznet Gio, layanan cloud computing milik Biznet," tulis Teguh menjelaskan ancaman dari threat actor tersebut.

(lom/asa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER