Lebaran Idulfitri 2024 Diprediksi Serentak Besok, Cek Alasan Ilmiahnya
Lebaran Idulfitri 2024 diprediksi bakal serentak jatuh besok, Rabu (10/4), lantaran ketinggian hilalnya sudah memenuhi kriteria tiap kubu yang berbeda.
Muhammadiyah, yang memberi hasil berbeda soal awal Ramadhan 2024 dengan Pemerintah, memakai kriteria Hisab Hakiki Wujudul Hilal. Patokannya, awal bulan Qamariah dengan ketinggian hilal yang penting positif atau di atas nol derajat.
Untuk lebaran Idulfitri 2024, kriteria MABIMS dan Wujudul Hilal itu sudah sama-sama terpenuhi.
"Insyaallah Muhammadiyah akan ber-Idul Fitri pada 10 April 2024 dan tampaknya Idulfitri akan sama antara pemerintah dan Muhammadiyah," kata ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, di kantornya, Yogyakarta, Sabtu (6/4), dikutip dari Antara.
Menurut Muhammadiyah, tinggi bulan saat matahari tenggelam pada 9 April 2024 di Yogyakarta (¢=-07° 48' LS dan l = 110° 21' BT ) mencapai +06° 08' 28", yang berarti hilal sudah wujud.
"Nah, Idulfitri 1 Syawal itu dimulai pada tanggal 10 April 2024," kata Haedar secara terpisah, di Yogyakarta, Sabtu (20/1).
Sementara, Pemerintah dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dalam menentukan bulan baru hijriah mengacu pada kesepakatan menteri-menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Kriterianya adalah bulan baru dihitung jika hilal miminal punya ketinggian 3 derajat dan elongasi atau sudut Bulan-Matahari 6,4 derajat. Di bawah itu, belum dianggap masuk bulan hijriah baru.
Meski begitu, Pemerintah masih akan menggelar Sidang Isbat sebagai formalitas penentuan Idulfitri 2024.
Hasil hitung BMKG
Kriteria MABIMS itu sudah terpenuhi salah satunya berdasarkan kajian BMKG bertajuk 'Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 9 April 2024 M Penentu Awal Bulan Syawal 1445 H'.
BMKG menyatakan konjungsi, yakni kondisi ketika Bulan dan Matahari mempunyai bujur ekliptika yang sama, akan terjadi pada Selasa, 9 April pukul 01.20 WIB atau 02.20 WITA atau 03.20 WIT.
Di wilayah Indonesia, pada tanggal tersebut, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.38 WIT di Merauke, Papua dan waktu terbenam paling akhir adalah pukul 18.46 WIB di Sabang, Aceh.
"Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 9 April 2024 di wilayah Indonesia," demikian keterangan BMKG dalam laporan tersebut.
Menurut BMKG secara astronomis pelaksanaan rukyat hilal penentu awal Syawal 1445 H bagi yang menerapkan rukyat dalam penentuannya adalah setelah Matahari terbenam tanggal 9 April bagi yang di tempatnya konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam.
Sementara, bagi yang menerapkan hisab dalam penentuan awal Syawal 1445 H perlu diperhitungkan kriteria-kriteria hisab saat Matahari terbenam tanggal 9 April tersebut.
Pertama, ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 9 April, berkisar antara 4,88 derajat di Merauke, Papua, sampai dengan 7,63 derajat di Sabang, Aceh.
Kedua, elongasi di Indonesia saat Matahari terbenam pada 9 April, berkisar antara 8,39 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 10,22 derajat di Sabang, Aceh.
Ketiga, BMKG mengungkap umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 9 April, berkisar antara 14,30 jam di Merauke, Papua sampai dengan 17,43 jam di Sabang, Aceh.
(rni/dmi)