Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebut alasan Bali dipilih menjadi lokasi peresmian Starlink karena momentum bertepatan dengan gelaran World Water Forum ke-10.
"Ini contoh saja, mumpung sekalian ada World Water Forum sekalian dicoba di Bali," ujarnya usai peresmian Starlink di Puskesmas Pembantu Sumerta Kelod, Denpasar, Bali pada Minggu (19/5).
Terkait peresmian, Budi Arie juga cukup puas atas hasil pengujian di sejumlah daerah yang disaksikannya bersama Bos Starlink Elon Musk beserta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagus. Kan tadi sudah dilihat peningkatan kecepatan internetnya bagus sekali," tutur Budi.
Salah satu lokasi yang melakukan pengujian adalah sebuah puskesmas di Desa Tabarfane, Kabupaten Aru, Kepulauan Maluku. Menurut perwakilan puskesmas, pihaknya telah menginstall Starlink sehari sebelumnya dan menggunakan internet satelit tersebut untuk melakukan live streaming ke lokasi Budi Arie dan Elon Musk.
"Hari kemarin kami telah berhasil menginstall alat Starlink di puskesmas ini. Dan alhamdulillah kami live dengan warga menggunakan internet Starlink. Dan alhamdulillah cukup lancar," ujar perwakilan puskesmas.
"Kemarin kami lihat speednya 269 mbps," imbuhnya.
Sebelum peresmian, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia memiliki 10 ribu puskesmas. Kehadiran layanan Starlink kini puskesmas bisa memiliki akses internet yang lebih baik.
"Kita memang punya 10 ribu puskesmas yang sekarang kita digitalisasi, agar layanan-layanan yang sebelumnya tidak bisa disampaikan di puskesmas sulit diakses dari masyarakat sekarang bisa diakses," katanya.
Budi Gunadi menyebut dari 10 ribu puskesmas ada sekitar 2.700 puskemas yang sulit mendapatkan internet dan ada sekitar 700 puskesmas yang tidak memiliki akses internet. Artinya, kehadiran Starlink akan membuat sekitar 3.400 puskesmas bisa mendapatkan layanan internet yang baik.
"Dengan adanya Starlink 10 ribu puskesmas ini, yang tadinya 2.700 sulit mendapatkan akses internet, dan 700 (puskesmas ) tidak memiliki akses internet, sekarang bisa mendapatkan akses internet. Sehingga layanannya tidak akan berbeda dengan puskesmas (biasa), puskesmas pembantu, atau posyandu yang ada di perkotaan," tuturnya.
"Sehingga pasien-pasien yang diabetes, ginjal, penyakit dalam yang tadinya harusnya diterbangkan ke Bali nanti bisa mendapatkan konsultasi dengan dokter-dokter bagus yang sekarang di Bali kan sudah banyak," tambahnya.