Cerita Podcast, Taktik dari Gaza Lawan Pembungkaman Israel

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jun 2024 17:34 WIB
Jurnalis dan media menggunakan podcast sebagai cara untuk melawan pembungkaman Isarel. Simak kisahnya.
Ilustrasi. Jurnalis dan media menggunakan podcast sebagai cara untuk melawan pembungkaman Isarel. (Foto: Istockphoto/Nicola Katie)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jurnalis yang meliput agresi Israel ke Jalur Gaza, Palestina harus bergulat dengan akses terbatas dan konektivitas yang buruk hingga sensor zionis untuk berbagi informasi dari lapangan. Apa solusinya?

Kini, mereka menggunakan cara lain untuk melawan pembungkaman 'Isra-hell', yakni dengan menggunakan siaran podcast alias siniar.

Israel sangat membatasi jurnalis mengenai informasi apa yang sedang terjadi di Jalur Gaza hingga Rafah. Terlebih dengan kondisi agresi yang terus berlanjut dan tidak terlihat adanya akhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kantor Berita Al Jazeera yang memiliki staf di Jalur Gaza sejak sebelum perang terjadi menjadikan The Take, podcast berita harian Al Jazeera untuk menginformasikan agresi Israel ke seluruh dunia.

"Dengan terbatasnya akses, Al Jazeera menjadi sasaran perhatian Gaza. Hal ini menempatkan banyak tanggung jawab di pundak semua orang," kata produser eksekutif The Take, Alex Locke melansir dari The Verge pada Senin (3/6).

Al Jazeera pada podcastnya menyiarkan sebagian besar liputannya ke arah perang yang menampilkan angle berita-berita mengenai situasi, cerita kemanusiaan dan bagaimana kondisi keamanan yang semakin mengerikan di wilayah Gaza.

"Ketika Anda mendengarkan ketika sedang dalam perjalanan sehari-hari atau mencuci piring, dan kemudian Anda berhenti karena Anda mendengar air mata atau mendengar seperti apa suara serangan udara - ada sesuatu yang begitu kuat dalam hal itu, sehingga tidak ada gambar yang benar-benar dapat mencakupnya," kata pembawa acara The Take, Malika Bilal.

Podcast lain juga telah menjadi medium bagi warga Gaza untuk menyuarakan ketakutannya atas perang yang terjadi.

Podcast Unsettled, yang bisa di akses melalui Apple Podcast dan Spotify menayangkan cerita mengenai Hammad yang terkendala saat ingin membawa keluarganya keluar dari Gaza.

Berkat siniarnya, Hammad bisa berbagi soal penyelamatan keluarga dari bahaya di jalur Gaza.

"Pada saat ini, orang-orang benar-benar menaruh perhatian, dan saya kagum bahwa jurnalisme bisa memberikan dampak seperti ini," kata Ilana Levinson, jurnalis audio dan podcaster.

Hal serupa ternyata juga dilakukan oleh media-media atau jurnalis asal Israel.

Daniel Estrin, koresponden internasional National Public Radio (NRI), awalnya masih mampu untuk melaporkan peristiwa yang berlangsung dari Gaza.

Sensor IDF

Namun sejak perang berlangsung, aksesnya dikurangi yang membuatnya hanya bisa melakukan liputan lapangan yang dipandu pasukan keamanan Israel, IDF.

Hal serupa dialami oleh reporter dan fotografer Anas Baba, yang berbagi cerita atas pemadaman komunikasi yang dialaminya.

Kondisi ini tentu semakin memicu para jurnalis untuk semakin bertindak dalam praktik perluasan berita yang dilakukannya.

Mereka kemudian memutar otak dan akhirnya memilih untuk menyiarkan podcast, siaran audio yang lebih fleksibel dibanding radio dan bisa diakses secara lebih luas oleh masyarakat.

Ini dimulai dari Israel Story, siaran radio yang dikenal sebagai Israel This American Life.

Biasanya, mereka mengangkat topik-topik yang nonpolitik. Tepat setelah 7 Oktober 2023 saat Hamas meluncurkan serangan, mereka mulai mengirimkan produsernya ke pelosok untuk mengumpulkan perspektif masyarakat Israel korban perang Gaza.

Hasilnya adalah produk podcast Wartime Diaries, yang mengumpulkan lebih dari empat lusin episode menampilkan wawancara audio dengan warga yang terkena dampak perang.

(rni/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER