Temuan Baru, Mesir Kuno Bangun Piramida Pakai Lift

CNN Indonesia
Kamis, 01 Agu 2024 10:00 WIB
Kajian mengungkap Piramida Djoser yang dibangun sekitar 4.700 tahun lalu kemungkinan memakai sistem hidrolik atau lift.
Piramida Djoser, sebelah selatan Kairo, Mesir. Studi menyebut teknik pembangunan piramida yang kontroversial. (AFP/KHALED DESOUKI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Peneliti menemukan bahwa orang Mesir kuno sudah menggunakan sistem hidrolik atau lift kala membangun konstruksi piramida yang pertama.

Hal itu disimpulkan tim peneliti setelah mengkaji konstruksi Piramida Djoser yang ada di kawasan plato Saqqara.

Dalam kajian yang diunggah via platform ResearchGate pada 24 Juli, tim arkeolog meneliti bangunan piramida setinggi enam lantai yang dibangun sekitar 4.700 tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian itu berangkat dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak arkeolog, 'Bagaimana para pekerja zaman dulu mampu mencapai ketinggian arsitektur seperti itu-- tinggi 62 meter dan luas 330.400 meter kubik--yang terdiri atas batu dan tanah liat.

Padahal pada zaman tersebut belum ditemukan invasi mesin besar seperti buldoser dan derek.

Hipotesis peneliti adalah orang-orang Mesir kuno memanfaatkan sumber air dari cabang sungai Nil untuk sebuah sistem hidrolik.

Sistem hidrolik yang memanfaatkan bendungan dari cabang sungai nil itu menjadi tenaga menggerakkan lift mengangkat bahan-bahan bangunan ke atas proyek Piramida tersebut.

"Ini adalah penemuan yang menentukan," kata peneliti utama yang juga CEO Paleotechnic dari Prancis, Xavier Landreau, seperti dikutip dari Live ScienceRabu (31/7).

Pihaknya meyakini bangunan misterius tak jauh dari Piramida Djoser, Gisr el-Mudir, merupakan struktur yang menjadi pusat berjalannya sistem hidrolik tersebut--mengangkat sedimen dan mengalirkan air.

"Penelitian kami benar-benar dapat mengubah status quo [tentang bagaimana piramida dibangun]," ujar dia.

"Sebelum penelitian ini, tidak ada konsensus nyata mengenai kegunaan bangunan (Gisr el-Mudir) tersebut, dengan satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa piramida tersebut digunakan untuk tujuan pemakaman. Kami tahu bahwa hal ini sudah menjadi bahan perdebatan," imbuhnya.

Menurut Landreau, itu bisa jadi bukan kali pertama orang Mesir kuno memanfaatkan air untuk memindahkan barang. Apalagi selama ini diketahui mereka menggunakan aliran sungai Nil untuk memindahkan material.

Dalam kajiannya, Landreau dkk menulis agar sistem hidrolik bertenaga air dapat berfungsi untuk proyek Piramida, maka aliran dari sungai Nil diarahkan ke bendungan yang membentang sepanjang sekitar 2 kilometer dan memiliki dinding selebar 15 meter.

Bendungan itu berada di antara sisi dua lembah di sebelah barat Piramida. Lalu bendungan tersebut akan menyaring sedimen dalam bentuk apapun sebelum air mengalir ke hilir menuju fasilitas 'Parit yang Dalam' (Deep-trench).

Parit itu memiliki panjang 400 meter dan kedalaman 27 meter.  Fasilitas tersebut terdapat beberapa cekungan di mana sedimen atau partikel akan mengendap di dasar untuk mencegah penyumbatan pada sistem hidrolik.

"Dari sana, serangkaian saluran bawah tanah akan menyalurkan air sedalam 92 kaki (28 m) di ke kontur lift di bawah piramida."

"Kekuatan air yang menggenang di sumur pusat akan digunakan untuk 'mengangkat' batu ke atas dan ke bawah sebuah lubang, mengirimkan material konstruksi berat kepada para pekerja saat mereka membangun piramida berbentuk 'gunung berapi'," menurut pernyataan itu.

Landreau mengatakan fasilitas raksasa itu menunjukkan bahwa air adalah bahan bakar yang digunakan warga Mesir kuno untuk membangun piramida.

"Lift tersebut memiliki siklus pengisian dan pengosongan yang memungkinkan batu naik ke tingkat konstruksi dengan cara seperti gunung berapi," katanya.

Penelitian Landreau dkk. itu belum diterbitkan di jurnal ilmiah berdasarkan kajian kolega atau peer review.

[Gambas:Video CNN]

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER