Tiga astronaut China dalam misi penerbangan antariksa Shenzhou-19 berhasil memasuki stasiun luar angkasa Tiangong, Rabu (30/10).
Tim baru yang beranggotakan dua pria dan satu wanita ini akan menggantikan para astronaut yang telah tinggal di stasiun luar angkasa Tiangong selama enam bulan. Mereka juga akan melakukan berbagai eksperimen dan memelihara struktur stasiun luar angkasa tersebut.
Ketiga astronaut diperkirakan akan tinggal hingga April atau Mei tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komandan misi yang baru, Cai Xuzhe, pergi ke luar angkasa dalam misi Shenzhou-14 pada 2022, sementara dua orang lainnya, Song Lingdong dan Wang Haoze pertama kali pergi ke luar angkasa.
Song dan Wang lahir pada tahun 1990-an dan merupakan lulusan gelombang ketiga perekrutan astronaut China, setelah menjalani proses pengujian dan pelatihan yang ketat selama bertahun-tahun.
Song adalah seorang pilot angkatan udara dan Wang adalah seorang insinyur di China Aerospace Science and Technology Corporation. Wang akan menjadi spesialis muatan pesawat dan menjadi wanita China ketiga yang berada dalam misi berawak.
Kru ini juga akan melakukan perjalanan antariksa dan memasang peralatan baru untuk melindungi stasiun tersebut dari puing-puing antariksa, yang beberapa di antaranya dibuat oleh China.
Pada Rabu (30/10) pagi, China menyatakan peluncuran dan masuknya pesawat ini ke luar angkasa merupakan sebuah "kesuksesan besar."
Dikutip dari AP News, pesawat luar angkasa Shenzhou-19 yang membawa ketiganya meluncur dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di barat laut Tiongkok pada pukul 4:27 pagi waktu setempat di atas roket Long March-2F, yang merupakan tulang punggung misi luar angkasa berawak China.
"Kondisi kru dalam keadaan baik dan peluncuran telah berhasil," demikian diumumkan oleh lembaga penyiaran pemerintah China Central Television.
China membangun stasiun luar angkasa sendiri setelah tidak diikutsertakan dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), terutama karena kekhawatiran Amerika Serikat terhadap Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), cabang militer Partai Komunis China yang memiliki kendali penuh atas program luar angkasa di Negeri Tirai Bambu.
Program Bulan China merupakan salah satu bagian dari persaingan yang semakin meningkat dengan AS dan negara-negara lain, termasuk Jepang dan India.
Selain menempatkan stasiun luar angkasa ke orbit, badan antariksa China juga telah mendaratkan penjelajah di Mars. Tujuannya adalah untuk menempatkan manusia di Bulan sebelum 2030, yang akan menjadikan China sebagai negara kedua setelah AS yang melakukannya.
China juga berencana untuk membangun stasiun penelitian di Bulan dan telah memindahkan sampel batuan dan tanah dari Bulan yang merupakan pertama kali dilakukan oleh negara mana pun dalam beberapa dekade terakhir, serta menempatkan penjelajah di sisi jauh Bulan yang belum banyak dieksplorasi.
Di sisi lain, Amerika Serikat masih memimpin dalam eksplorasi antariksa dan berencana untuk mendaratkan astronaut di Bulan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 50 tahun terakhir. Namun, NASA memundurkan target tersebut ke tahun 2026 pada awal tahun ini.