La Nina Mulai Aktif di RI, Waspada Curah Hujan Meningkat

CNN Indonesia
Selasa, 05 Nov 2024 10:00 WIB
BMKG mengungkap fenomena iklim La Nina sudah muncul dan akan memberikan dampak ke wilayah Indonesia. Simak penjelasannya.
Ilustrasi. BMKG mengungkap fenomena iklim La Nina sudah muncul dan akan memberikan dampak ke wilayah Indonesia. (Foto: Dok. Nasa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap fenomena iklim La Nina sudah muncul dan akan memberikan dampak ke wilayah Indonesia. Simak penjelasannya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan hingga akhir Oktober kemarin, pemantauan terhadap suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan kecenderungan yang terus mendingin, dengan indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) sudah melewati ambang batas La Nina, yakni -0,59.

"[Ini] menunjukkan telah aktifnya gangguan iklim La Nina lemah. Sedangkan di Samudra Hindia, pantauan IOD [Indian Ocean Dipole] menunjukkan kondisi IOD negatif dengan indeks bulanan -0,74," jelas Dwikorita dalam Konferensi Pers Climate Outlook 2025 yang disiarkan secara daring di kanal YouTube BMKG, Senin (4/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya baik pasifik dan hindia, suhu permukaan lautnya mendingin di bawah rata-rata suhu normalnya," lanjut dia.

Sementara itu, menurut Dwikorita, perairan Indonesia secara umum menunjukkan suhu muka laut yang lebih hangat daripada normalnya, dengan nilai rata-rata anomali pada Oktober sebesar +0,69 derajat Celsius.

Lebih lanjut, menurut Dwikorita, kondisi La Nina yang berstatus lemah ini akan bertahan setidaknya sampai dengan Maret 2025.

"Kondisi La Nina lemah ini diprediksi akan terus berlanjut sampai tahun 2025, umumnya dimulai November, dan ini sudah dimulai November dan diperkirakan akan berlanjut hingga Januari, Februari, Maret," tuturnya.

"ENSO tersebut akan kembali beralih pada fase ENSO netral, dan kondisi netral bertahan hingga akhir tahun 2025. Sementara itu, kondisi IOD di bawah rata-rata normalnya, diprediksi akan kembali netral dan terus netral hingga akhir 2025," jelas dia.

Dampak La Nina

Selama fenomena La Nina, ada sejumlah bencana yang berpotensi terjadi. Secara umum bencana-bencana tersebut berkaitan erat dengan hidrometeorologi.

Dengan peningkatan curah hujan saat La Nina, kemungkinan bencana yang dapat terjadi adalah banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan badai tropis.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan semua pihak harus mengantisipasi dampak La Nina lemah pada awal tahun 2025. Menurut dia terdapat potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen di atas normalnya dan menyebabkan peningkatan frekuensi bencana hidrometeorologi.

"Saat ini kita sedang memasuki periode La Nina, yang kami prediksi akan berakhir menjelang akhir kuartal pertama 2025, tapi setelah itu tidak ada gangguan iklim yang signifikan mempengaruhi wilayah Indonesia di tahun 2025 secara umum," kata Ardhasena.

BMKG mengatakan untuk mengantisipasi potensi dampak La Nina lemah pada awal tahun, perhatian harus diberikan pada potensi penambahan curah hujan hingga 20 persen di atas normal yang dapat menyebabkan peningkatan frekuensi bencana hidrometeorologi.

Pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia mencatat ribuan kejadian bencana, dengan lebih dari 95 persen diantaranya merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. Sementara itu, risiko kekeringan dan kebakaran hutan tetap harus diperhatikan pada musim kemarau, meskipun prediksi curah hujan cenderung di atas normal pada Juli-September 2025.

"Kewaspadaan ini tetap diperlukan mengingat data catatan bencana menunjukkan bahwa setiap tahun selalu terdapat kejadian kebakaran hutan dan lahan," kata BMKG.

"Kewaspadaan diperlukan untuk antisipasi suhu udara yang mengalami kenaikan pada Mei-Juli 2025. Wilayah yang perlu diwaspadai antara lain daerah-daerah yang terletak di Sumatera Bagian Selatan, Jawa, NTB dan NTT," lanjutnya.

[Gambas:Video CNN]



(dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER