Jensen Huang, salah satu orang terkaya dunia mengungkap rahasianya dapat menjadikan NVIDIA sebagai raksasa teknologi di dunia. Intip rahasianya di sini.
Menurut Jensen kesuksesan NVIDIA bukan hasil persaingan dalam "perlombaan" atau mengikuti tren, tetapi justru dengan memilih tantangan yang sangat sulit, bahkan dianggap mustahil.
"Dan alasannya adalah karena dalam hampir semua hal yang kita lakukan, tidak ada persaingan," kata Huang dalam acara Indonesia AI Day di Jakarta, Kamis (14/11)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memilih masalah yang sangat sulit dilakukan, yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dan sering kali, ketika Anda memilih masalah yang sangat sulit dilakukan, yang belum pernah dilakukan sebelumnya, tidak ada orang lain yang melakukannya," tambahnya.
NVIDIA adalah raksasa teknologi penyedia unit pemrosesan grafis (GPU) serta pelopor di bidang AI. NVIDIA kini menjadi perusahaan paling berharga di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
Nilai pasar NVIDIA tembus US$3.621 triliun atau setara Rp56 ribu triliun. Ini menjadikan mereka sebagia perusahaan terkaya, mengalahkan Apple, Microsoft, hingga Alphabet induk Google.
Jensen memiliki saham sebesar 3,5 persen di Nvidia. Kepemilikan saham itu menempatkan Huang dalam jajaranorang terkaya di jagat raya. Forbes menaksir kekayaan Huang mencapai US$128 juta atau sekitar Rp2.003 triliun, serta berada di posisi ke-9 orang terkaya dunia.
Jensen mengatakan ia memilih bisnisnya sekarang karena minim persaingan. Menurut Jensen bagi orang lain, pilihan bisnisnya hampir mustahil dilakukan.
Menurut dia hampir kebanyakan orang tidak suka melakukan hal yang menurutnya hampir mustahil untuk dilakukan.Sementara, ia justru suka melakukan hal-hal yang kemungkinan besar mustahil untuk dilakukan.
"Mereka suka melakukan hal-hal yang mungkin. Dan saya suka melakukan hal-hal yang hampir tidak mungkin. Kemungkinan besar mustahil," tutur Huang.
Jensen menjelaskan bahwa pendekatan NVIDIA adalah mengejar tantangan-tantangan yang sering kali dianggap mustahil. Di awal berdirinya 33 tahun lalu, produk pertama NVIDIA bahkan dinilai tidak mungkin diwujudkan, namun perusahaan ini terus berinovasi.
"Begitulah yang terjadi dalam lingkaran. Dahulu kala, 33 tahun yang lalu, produk pertama NVIDIA dianggap mustahil. Dan butuh waktu bertahun-tahun bagi kami untuk mewujudkannya," tambahnya.
Contoh lainnya adalah CUDA dan deep learning, yang pada awalnya juga dianggap mustahil. Hingga kini, banyak yang masih meragukan teknologi seperti robotika dan mobil otonom yang dikerjakan NVIDIA.
"Meskipun ada banyak bukti bahwa hal ini berhasil, banyak orang yang berpikir bahwa hal itu tidak akan pernah sepenuhnya aman. Jadi saya suka masalah seperti itu," tutur Huang.
Bagi Jensen, rasa percaya diri terhadap kemungkinan sukses, meski sulit, adalah kunci utama. Sangat penting untuk mempercayai apa yang dilakukan, tidak masalah jika orang lain menganggap hal yang sedang dikerjakan mustahil.
"Yang penting Anda percaya. Dan jika Anda percaya, Anda percaya itu mungkin, dan Anda memutuskan untuk mendedikasikan hidup Anda untuk melakukannya, maka siapa yang akan menghentikan Anda selain diri Anda sendiri?" ucap Jensen menutup sarannya.
(wnu/dmi)