Menilik Dampak AI di Negara Berkembang

CNN Indonesia
Jumat, 04 Jul 2025 09:04 WIB
Populasi muda menguasai teknologi serta infrastruktur digital yang terus berkembang telah mendorong pertumbuhan pesat platform AI generatif seperti ChatGPT.
Populasi muda yang menguasai teknologi serta infrastruktur digital yang terus berkembang telah mendorong pertumbuhan pesat platform AI generatif seperti ChatGPT. REUTERS/FLORENCE LO
Jakarta, CNN Indonesia --

Teknologi kecerdasan buatan (AI) buatan memberikan dampak pada negara berkembang, mulai dari sektor pendidikan hingga kesehatan.

Teknologi AI tengah memberikan disrupsi pada pasar negara berkembang Asia Tenggara seperti di Indonesia. Populasi muda yang menguasai teknologi serta infrastruktur digital yang terus berkembang telah mendorong pertumbuhan pesat platform AI generatif seperti ChatGPT.

Menurut OpenAI, jumlah pengguna aktif mingguan (WAU) di Indonesia meningkat tiga kali lipat hanya dalam waktu satu tahun dan menduduki peringkat lima besar secara global untuk frekuensi penggunaan ChatGPT mingguan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, AI telah terintegrasi secara mendalam dalam dunia bisnis, pendidikan, industri kreatif, hingga pengambilan keputusan pribadi. Teknologi ini membantu mengatasi tantangan utama seperti keterbatasan akses terhadap pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan yang belum merata.

Adopsi AI yang luas disebut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mendemokratisasi akses informasi, mengotomatisasi tugas-tugas rutin, dan meningkatkan literasi digital.

Di sektor pendidikan dan usaha kecil, AI memungkinkan pembelajaran yang dipersonalisasi, pembuatan konten yang lebih cepat, hingga keterlibatan pelanggan yang lebih baik.

Hal ini dinilai mengoptimalkan potensi individu, pelaku usaha, dan institusi untuk meningkatkan produktivitas serta membuka peluang baru bagi inovasi dan pembangunan di seluruh wilayah.

Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana bersama Chief Economist OpenAI, Aaron "Ronnie" Chatterji, melakukan diskusi yang menyoroti sejumlah informasi penting tentang bagaimana AI dapat dimanfaatkan secara strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di negara berkembang.

Diskusi ini menyebut infrastruktur utama dari model dasar AI saat ini seperti Large Language Models (LLM) dan platform generatif, sebagian besar dikembangkan dan dikelola oleh beberapa pemain besar di luar Asia Tenggara.

Meski demikian, potensi transformatif dari teknologi ini terletak pada bagaimana para inovator lokal mengadaptasi dan menerapkannya.

Di pasar berkembang seperti Indonesia, Ronnie dan Roderick membahas bagaimana para pengembang aplikasi dan startup memiliki peluang besar untuk memanfaatkan platform global yang sudah ada guna menciptakan solusi berdampak tinggi yang relevan untuk pengguna lokal.

Seiring dengan semakin terjangkaunya teknologi AI, para inovator bisa fokus menyelesaikan masalah nyata yang berakar pada konteks budaya, geografis, dan ekonomi setempat.

"Sektor pendidikan adalah salah satu peluang yang sangat menjanjikan," kata Ronnie, dalam sebuah keterangan, Rabu (2/7).

"Akan ada banyak sumber daya global dan lokal yang terlibat, namun saya percaya bahwa dibutuhkan seorang entrepreneur dari Indonesia untuk benar-benar menemukan formulanya," tambahnya.

Ia mencontohkan banyak pelajar di daerah pedesaan Indonesia masih mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan berkualitas, sementara mereka yang berada di wilayah perkotaan lebih diuntungkan dengan keberadaan tenaga pengajar yang mumpuni dan kurikulum pelajaran yang terstandarisasi.

Dalam konteks ini, AI memiliki potensi besar untuk menjembatani kesenjangan tersebut melalui solusi pembelajaran yang dapat diakses secara luas dan berskala.

Platform generatif berbasis AI disebut dapat memberikan layanan bimbingan belajar yang dipersonalisasi, konten belajar yang adaptif, dan dukungan bahasa yang disesuaikan dengan keragaman linguistik di Indonesia.

Teknologi ini bukan untuk menggantikan peran guru, melainkan memperluas jangkauan mereka, sehingga pendidikan dapat diakses secara terjangkau di wilayah yang sebelumnya belum terlayani.

Selain itu, East Ventures mengatakan AI juga bisa berdampak untuk sektor kesehatan. Misalnya, Generative AI dapat membantu dalam diagnosis awal, edukasi pasien, dan dukungan administratif, semuanya disesuaikan dengan protokol medis nasional dan tersedia dalam bahasa lokal.

Sementara itu, untuk sektor ritel dan perdagangan, chatbot dan mesin rekomendasi berbasis AI dapat diadaptasi untuk mencerminkan perilaku konsumen di pasar Indonesia, sehingga dapat memberikan interaksi yang lebih bermakna dibanding model AI yang lebih umum.

Kemampuan untuk memberi konteks teknologi global ke dalam situasi lokal disebut memungkinkan para inovator di pasar negara berkembang untuk bergerak cepat, membantu penyelesaian masalah secara strategis, dan membangun bisnis dengan proposisi nilai yang kuat.

Hal tersebut dinilai mendemokratisasi manfaat AI, memastikan bahwa dampaknya tidak hanya dinikmati oleh negara-negara berpendapatan tinggi dengan infrastruktur maju.

Lebih lanjut, AI juga membuka potensi efisiensi baru yang luar biasa di berbagai pasar negara berkembang, seperti mempercepat alur kerja, mengurangi biaya pengeluaran, dan memungkinkan startup untuk berkembang lebih cepat dari sebelumnya.

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, hal yang tidak kalah penting adalah memastikan bahwa talenta di Indonesia juga dipersiapkan dengan baik untuk menghadapi masa depan yang didukung oleh AI.

Ronnie dan Roderick menekankan kolaborasi antara manusia dan AI dapat membentuk keterampilan seperti kreativitas, kecerdasan emosional, cara berpikir etis, dan kemampuan bekerja sama.

Keahlian ini tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh mesin dan justru akan menjadi fondasi inovasi berikutnya di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan usaha kecil.

Untuk memanfaatkan peluang tersebut, masyarakat, pemerintah, dan pelaku industri disebut perlu bekerja sama membangun infrastruktur digital yang inklusif, mendorong inisiatif peningkatan keterampilan, serta menumbuhkan ekosistem inovasi lokal.

"Untuk memaksimalkan potensi AI, kita harus bekerja sama dengan masyarakat, pebisnis, dan pemerintah di seluruh dunia agar hal ini benar-benar terwujud," tutur Ronnie.

(lom/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER