Bulan Baru Uranus Ditemukan, Ukurannya Cuma Seperempat Marathon

CNN Indonesia
Kamis, 21 Agu 2025 09:30 WIB
Ilustrasi. NASA menemukan satelit alami atau bulan baru Planet Uranus dengan diameter hampir 10 kilometer, atau seperempat jarak lari full marathon. (Foto: iStockphoto/MarcelC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan satelit alami atau bulan baru Planet Uranus dengan diameter hampir 10 kilometer, atau seperempat jarak lari full marathon.

Para ilmuwan memperkirakan bulan yang baru ditemukan ini berdiameter sekitar enam mil atau hampir 10 kilometer. Ukurannya yang kecil mungkin menjadi alasan mengapa teleskop lain dan pesawat ruang angkasa Voyager 2 belum pernah melihatnya.

Sebagai perbandingan, Bulan Bumi memiliki diameter rata-rata lebih dari 3.200 kilometer, dan bulan terbesar Uranus, Titania, memiliki diameter sekitar 1.600 kilometer.

"Ini adalah bulan yang kecil tapi merupakan penemuan yang signifikan," kata Maryame El Moutamid, ilmuwan utama di Southwest Research Institute's Solar System Science and Exploration Division, dalam pengumuman NASA, dikutip dari Time, Rabu (20/8).

Sebelum penemuan ini, Uranus yang merupakan planet ketujuh dari Matahari memiliki 28 bulan.

Bulan-bulan di planet ini sering dijuluki sebagai "bulan sastra" karena semuanya dinamai sesuai dengan nama-nama tokoh dalam karya-karya William Shakespeare dan Alexander Pope.

Planet ini memiliki lima bulan utama, yakni Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.

Bulan baru ini menambah jumlah bulan Uranus menjadi 29. Bulan ini diberi nama sementara S/2025 U1, tapi belum memiliki nama resmi.

Menurut NASA, nama untuk objek langit harus disetujui oleh International Astronomical Union (IAU), yang bertanggung jawab atas penamaan dan penunjukan objek-objek astronomi.

Badan antariksa tersebut menambahkan bahwa penemuan terbaru ini belum melalui proses peninjauan sejawat.

Sebelum ini, para peneliti menemukan bulan yang paling baru pada November 2023 dan diberi nama S/2023 U1.

Matthew Tiscareno, anggota tim peneliti yang merupakan bagian dari SETI Institute, mengatakan dalam pengumuman NASA bahwa penemuan terbaru ini menunjukkan bahwa "ada kemungkinan lebih banyak lagi kompleksitas yang masih harus ditemukan" terkait bulan-bulan yang mengorbit Uranus.

"Mungkin ada lebih banyak lagi dan kita hanya perlu terus mencari," kata Tiscareno.

(lom/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK