Benarkah Angin 'Tiup' Gas Air Mata ke Unisba-Unpas? Ini Kata Pakar

CNN Indonesia
Rabu, 03 Sep 2025 07:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas) mendadak ricuh Senin malam (1/9) hingga Selasa dini hari (2/9) setelah kepolisian diduga menembakkan gas air mata ke arah kampus.

Imbasnya, 12 orang di Unpas pingsan akibat sesak menghirup asap dari gas air mata tersebut.

Kepolisian mengklaim petugas tidak menembakkan gas air mata ke dalam kampus, melainkan ke jalan raya dan tertiup angin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Hendra Rochmawan mengatakan saat itu kelompok anarko memprovokasi dari dalam kampus Unisba dengan melempar bom molotov ke tim patroli kendaraan roda dua dan roda empat mobil rantis Brimob.

"Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya yang kemudian tertiupangin ke parkiran Unisba," kata Hendra kepada wartawan, Selasa (2/9).

Lantas, apakah benar angin jadi 'dalang' gas air mata di dalam kampus yang berada di jalan Tamansari tersebut?

Erma Yulihastin, pakar klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyampaikan bahwa tidak ada embusan angin kencang pada saat penembakan gas air mata di kampus Unisba dan Unpas.

Hal tersebut merujuk data Automatic Weather Station (AWS), alat yang berfungsi mengukur pergerakan angin, pencahayaan Matahari, serta curah hujan.

"Berdasarkan data AWS terdekat di Sukaluyu (2-3 km dari UNISBA) yang dapat mewakili kondisi cuaca di UNISBA tampak pada sekitar 23.35 WIB, tak ada embusan angin kencang, kecepatan angin relatif kecil, serta arah angin dari utara/barat laut/timur laut," kata Erma dalam cuitannya, Selasa (2/9).

Dalam cuitannya, Erma juga membeberkan data kecepatan dan embusan angin dari pukul 23.24 WIB hingga 23.44 WIB, waktu yang diperkirakan penembakan terjadi.

Dari data yang dibagikan Erma, dalam periode waktu tersebut, kecepatan angin yang tercatat berkisar 0,0 hingga 3,5 km/jam dengan embusan angin sebesar 0,2 hingga 4,1 km/jam.

Erma menjelaskan pada Senin (1/9) dari pukul 00.00 WIB hingga Selasa (2/9) pukul 05.00 WIB, tidak ada embusan angin kencang di daerah sekitar Unisba dan Unoas. Embusan angin yang tercatat saat itu, kata dia, hanya 14 km/jam.

"Itu pun pada sore hari sekitar pukul 15," tuturnya.

48 tembakan

Kepala Unit Keamanan Kampus Universitas Pasundan Rosyid menyaksikan peristiwa itu terjadi bermula sekitar pukul 23.30 WIB.

Rosyid mengatakan sempat ada blokade yang dilakukan mahasiswa dengan sekelompok orang lainnya, di jalan Tamansari, untuk menghadang aparat keamanan. Blokade berbentuk pembakaran ranting kayu.

Massa kemudian dipukul mundur oleh jajaran kepolisian yang datang dari arah Wastu Kencana.

Saat massa berdatangan, pihak keamanan langsung membuka pagar kampus untuk mengevakuasi massa yang di antaranya mahasiswa dan sekelompok orang lainnya.

"Ini Unpas memang menjadi titik kumpul dan titik evakuasi. Di sini saya kan membuka gerbang itu perintah pimpinan, kemanusiaan dibuka aja enggak apa-apa" ungkap Rosyid saat ditemui di Unpas Tamansari, Selasa (2/9).

Rosyid menuturkan pada malam kemarin itu, ada tembakan gas air mata yang bersumber dari aparat keamanan. Ia menyebut ada puluhan tembakan ke dalam Unpas yang diketahuinya.

"Ada 48 tembakan," ucapnya.

Rosyid pun bersama dengan petugas keamanan dalam Unpas, mengamankan sisa proyektil peluru gas air mata yang didapat di Unpas. Saat ini bukti tersebut masih berada di pihak keamanan Unpas.

(dmi/dmi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER