Bencana banjir di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang hingga kini tercatat menewaskan sembilan orang disebabkan cuaca buruk akibat gelombang ekuatorial Rossby menurut pernyataan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar.
Ketua Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III Wayan Musteana menjelaskan gelombang ekuatorial Rossby mendukung pertumbuhan awan penyebab hujan lebat. Nilai kelembaban udara tinggi dari lapisan permukaan hingga lapisan 500 milibar (mb) juga disebut mendukung hal itu.
"Aktifnya gelombang ekuatorial Rossby di wilayah Bali dan sekitarnya mendukung pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan lebat," kata Wayan, di Denpasar, Rabu (10/9), diberitakan Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sebelumnya BMKG memaparkan penyebab pemicu hujan lebat 8-9 September 2025 yang mengguyur sebagian besar wilayah dekat Bali, yakni di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Faktor pertama adalah Gelombang ekuatorial Rossby yang aktif di NTB. Faktor kedua yaitu kelembapan udara cenderung basah dari lapisan 850 milibar hingga 700 milibar dengan nilai 70 sampai 90 persen.
Sedangkan faktor ketiga yakni labilitas atmosfer kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal.
Gelombang ekuatorial Rossby atau Rossby Ekuator adalah fenomena atmosfer di kawasan khatulistiwa yang bergerak ke barat. Fenomena yang terbentuk akibat rotasi bumi dan pengaruh gaya Coriolis tersebut bisa memicu pertumbuhan awan hujan, serta mempengaruhi intensitas hujan.
Saat gelombang ini aktif dapat menyebabkan terjadinya peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah yang dilewati.
9 tewas
Banjir bandang dan tanah longsor parah dilaporkan terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (9/9) dan Bali sehari setelahnya. Banjir merendam 43 titik di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu (10/9) pagi, banjir juga terjadi di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Jembrana, Bali, dan di wilayah lainnya di Pulau Bali.
Empat korban dinyatakan hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor di NTT, hingga Rabu (10/9) sore mereka belum ditemukan. Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sembilan orang meninggal akibat banjir di Bali, sementara masih ada 6 orang hilang.
Pemerintah Provinsi Bali sudah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama satu minggu.
(fea/fea)