Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memastikan penyaluran interactive flat panel (IFP) atau smart board siap menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikdasmen Gogot Suharwoto mengatakan alat smart board bisa dioperasikan untuk sekolah yang tidak memiliki akses internet.
Kemendikdasmen siap memberikan perangkat tambahan agar tetap terhubung meskipun konten interaktif dalam IFP tanpa internet melalui penyimpanan eksternal yang disiapkan khusus mengutip Antara, Selasa (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya juga sudah menyiapkan sistem pelatihan guru, yang juga dibuat berlapis, mulai dari pelatihan langsung, webinar, pengimbasan antarguru, hingga modul belajar mandiri di platform digital kementerian.
Dengan cara ini, pihaknya mendorong para guru untuk cepat beradaptasi dan saling berbagi praktik baik melalui komunitas belajar di sekolah masing-masing.
Untuk menepis kekhawatiran masyarakat terkait dengan distribusi perangkat tersebut yang hanya formalitas, Gogot juga menegaskan pemerintah menggunakan tiga lapis verifikasi agar perangkat benar-benar sampai ke sekolah yang tepat, yakni Data Pokok Pendidikan (Dapodik), validasi dari dinas, serta pernyataan kesediaan dari sekolah penerima.
"Digitalisasi bukan sekadar membagi alat, tapi memastikan mutu pembelajaran merata di seluruh Indonesia. Prinsipnya inklusif, adaptif, dan partisipatif. Semua anak berhak atas layanan pendidikan yang setara," ujar Gogot.
Menurut dia, digitalisasi pembelajaran saat ini menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua.
"Dengan digitalisasi, kami ingin menutup learning loss, memperkuat literasi, sekaligus menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman. Anak-anak kita tidak boleh tertinggal dari perkembangan teknologi dunia," tutup Gogot.
(tim/mik)