Masa Peralihan, Waspada Hujan Ekstrem Selama Bulan September

CNN Indonesia
Jumat, 19 Sep 2025 07:20 WIB
Indonesia memasuki masa peralihan musim hujan. BMKG peringatkan potensi hujan ekstrem, terutama di Jawa, dengan intensitas tinggi.
Ilustrasi. Indonesia memasuki masa peralihan musim hujan. BMKG peringatkan potensi hujan ekstrem, terutama di Jawa, dengan intensitas tinggi. (Foto: CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagian wilayah Indonesia tengah mengalami masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Masyarakat diminta mewaspadai hujan ekstrem yang diprediksi meningkat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut pada periode ini hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang cenderung bersifat sporadis dan berdurasi singkat berpotensi terjadi pada sore hingga menjelang malam hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut BMKG kondisi ini tidak lepas dari pengaruh berbagai dinamika atmosfer yang tengah berlangsung di wilayah Tanah Air.

Kondisi ini disebut tidak terlepas dari pengaruh berbagai dinamika atmosfer yang tengah berlangsung di wilayah Tanah Air. Nilai Dipole Mode Index (DMI) yang negatif, dan hangatnya suhu muka laut di perairan wilayah Indonesia memicu peningkatan aktivitas konvektif.

Selain itu, aktivitas gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) diprediksi masih aktif hingga sepekan mendatang di sebagian wilayah Indonesia.

Indikasi ini juga terlihat dari nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang secara signifikan menunjukkan nilai negatif, menandakan kecenderungan kuat akan pertumbuhan awan hujan.

Kemudian, faktor lain yang turut memperkuat kondisi tersebut adalah keberadaan Sirkulasi Siklonik yang memicu daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin.

Secara lokal, kondisi atmosfer juga mendukung peningkatan potensi hujan. Labilitas yang relatif kuat serta kelembapan udara yang basah menjadi pemicu terbentuknya awan hujan konvektif di banyak wilayah, meliputi sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

"Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat," kata BMKG.

BMKG mengatakan potensi cuaca signifikan berupa hujan lebat disertai angin kencang berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, serta kawasan Indonesia bagian tengah hingga timur.

Waspada hujan ekstrem

Pakar klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan di Pulau Jawa, terutama Bogor dan Bandung, diprediksi akan mengalami hujan dengan rata-rata lebih dari 200 mm.

Menurutnya Bogor berpotensi mengalami hujan dengan rata-rata dalam 10 hari mencapai 255 mm pada Dasarian II bulan September. Saat puncaknya bulan depan, diperkirakan melonjak hingga dua kali.

Hal yang sama juga berpotensi terjadi di Bandung. Pada Oktober mendatang, hujan di wilayah tersebut akan mencapai 490 mm.

"Sama seperti Bandung ya, Bandung itu, kenapa concern-nya dua ini? Karena kita melihat potensi cuaca ekstremnya memang tinggi di kedua wilayah. Ya sama, Bandung juga sudah mengalami musim hujan di dasarian pertama di Oktober, dan Bandung juga akan mengalami peak juga sama, itu hampir 490 milimeter untuk Oktober yang dasarian kedua," kata Erma, mengutip CNBC.

Sementara di Jakarta, curah hujan tinggi juga akan terjadi pada bulan ini. Namun, untuk intensitasnya tak akan setinggi dua wilayah sebelumnya.

Puncak musim hujan di Jakarta juga diprediksi terjadi pada Oktober mendatang. Namun akan sedikit terlambat dari Bogor dan Bandung.

"Curah hujannya tidak setinggi Bogor, tapi mengalami peningkatan secara gradual, dengan nanti Oktober dasarian ketiga itu curah hujannya bisa mencapai 193 milimeter, artinya hampir mencapai 200 milimeter," jelasnya.

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER