Google Search Kini Jadi Senjata Penjahat, Waspada Rekening Terkuras

CNN Indonesia
Kamis, 25 Sep 2025 08:30 WIB
Ilustrasi. Pengamat mengungkap modus baru kejahatan siber yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Google Search untuk menipu korban. (Foto: Arsip Google)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat digital dan keamanan siber Vaksin.com Alfons Tanujaya mengungkap modus baru kejahatan siber yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Google Search untuk menipu korban.

Menurut Alfons, para penjahat siber kini mengeksploitasi berbagai sudut ruang digital, termasuk hasil pencarian Google, untuk melancarkan aksi rekayasa sosial (social engineering).

Menurutnya, para penjahat siber berupaya menipu dengan mencari kepercayaan korban atau mengeksploitasi korban yang kurang waspada. Ia menyebut kelalaian korban bisa terjadi di Google Search, salah satu platform utama untuk mencari informasi, kontak, dan bantuan.

"Karena selama ini Google Search sudah menjadi sumber informasi terpercaya ketika mencari kontak dan bantuan," jelasnya.

Alfons menjelaskan hasil pencarian di Google Search dihasilkan oleh sistem AI, yang mengindeks berbagai informasi dari internet. Maka dari itu, jika sumber yang terindeks tidak valid, maka hasilnya pun akan menyesatkan.

"AI sama saja, AI akan mengindeks Google Search dan situs-situs lain seperti Quora dan forum-forum bantuan lalu dijadikan sumber referensi," paparnya.

"Sehingga kalau ditanyakan ke AI dan mereka mengindeks dari website, hasilnya tetap akan menyesatkan," imbuhnya.

Alfons menyebut fenomena ini sebagai 'Garbage Input, Garbage Output', yakni ketika informasi yang diolah buruk, maka hasilnya pun buruk.

Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa para penipu digital bahkan rela membayar mahal untuk memperkuat konten palsu mereka secara SEO (Search Engine Optimization). Dengan begitu, informasi palsu, seperti nomor kontak layanan pelanggan bank atau maskapai, akan muncul di peringkat atas hasil pencarian dan dianggap valid oleh korban.

"Selain itu supaya kelihatannya natural, mereka membuat multiple akun di forum-forum, Quora, dan sejenisnya, lalu berpura-pura menanyakan nomor kontak tersebut. Dan akun palsu lainnya menjawab dan memberikan nomor kontak palsu," ungkap Alfons.

"Di situlah korban terjerat. The right victims at the right time, dan trusted lagi karena kan dapatnya dari Google Search," tambahnya.

(lom/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK