Fitur Keamanan Instagram Dinilai Gagal Lindungi Remaja, Ini Risetnya

CNN Indonesia
Jumat, 26 Sep 2025 09:50 WIB
Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa sejumlah fitur keamanan remaja di Instagram tidak berfungsi dengan baik. Simak laporannya.
Ilustrasi. Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa sejumlah fitur keamanan remaja di Instagram tidak berfungsi dengan baik. (Foto: AFP/YASIN AKGUL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa sejumlah fitur keamanan remaja di Instagram tidak berfungsi dengan baik, bahkan di beberapa kasus fitur ini tidak tersedia sama sekali.

Temuan ini diungkap dalam laporan terbaru kelompok advokasi keselamatan anak yang didukung oleh penelitian dari Northeastern University.

Dari 47 fitur keamanan yang diuji, hanya delapan yang dinilai bekerja secara efektif. Sementara sisanya dinilai cacat, tidak tersedia lagi, atau secara substansial tidak efektif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan skenario pengujian yang realistis, kami bisa melihat bahwa banyak alat keselamatan Instagram untuk remaja sebenarnya tidak bekerja," kata Laura Edelson, profesor dari Northeastern University yang memimpin telaah atas temuan ini, melansir Reuters, Kamis (25/9).

Fitur-fitur yang dirancang untuk mencegah remaja mengakses konten yang berkaitan dengan melukai diri sendiri ternyata sangat mudah untuk dicurangi. Peneliti juga menemukan bahwa pemblokiran kata kunci bisa dilewati hanya dengan sedikit variasi penulisan.

Filter pesan anti-perundungan juga gagal diaktifkan, meski menggunakan frasa yang sama seperti yang dipakai Meta dalam siaran pers untuk mempromosikan fitur tersebut. Lebih parah lagi, fitur yang seharusnya mengalihkan perhatian remaja dari konten berbahaya tidak pernah bekerja selama pengujian berlangsung.

Namun, ada juga fitur yang berhasil, seperti quiet mode untuk menonaktifkan notifikasi sementara di malam hari, serta fitur yang mewajibkan persetujuan orang tua sebelum remaja mengubah pengaturan akun.

Laporan berjudul "Teen Accounts, Broken Promises" ini merupakan hasil audit terhadap pembaruan fitur keselamatan remaja yang diumumkan Meta secara publik selama lebih dari satu dekade. Dua organisasi di balik laporan ini, Molly Rose Foundation di Inggris dan Parents for Safe Online Spaces di AS, didirikan oleh orang tua yang mengklaim anak mereka meninggal akibat dampak konten berbahaya di platform milik Meta.

"Melihat klaim Meta tentang alat keselamatannya, saya merasa penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh," ujar Arturo Bejar, mantan eksekutif keselamatan Meta yang turut memberikan informasi dalam laporan ini. Bejar pernah bekerja di Meta hingga 2015 dan kembali sebagai konsultan Instagram pada 2019 hingga 2021.

Bantahan Meta

Meta menanggapi laporan ini dengan keras. Andy Stone, juru bicara Meta, menyebut laporan tersebut keliru dan menyesatkan.

"Laporan ini secara berulang salah menggambarkan upaya kami untuk memberdayakan orang tua dan melindungi remaja, serta salah menyatakan bagaimana alat keselamatan kami bekerja dan digunakan oleh jutaan orang," ujar Stone.

Meta mengklaim, pendekatan mereka terhadap fitur akun remaja dan kontrol orang tua telah berkembang seiring waktu.

"Remaja yang ditempatkan dalam perlindungan ini melihat lebih sedikit konten sensitif, mengalami lebih sedikit kontak yang tidak diinginkan, dan menghabiskan lebih sedikit waktu di Instagram pada malam hari," tambahnya.

Laporan Reuters yang memverifikasi sebagian temuan ini menemukan celah fatal. Misalnya, meskipun Meta memblokir pencarian dengan tagar seperti "skinny thighs", yang sering digunakan dalam konten gangguan makan-remaja, tetap bisa menemukan konten serupa hanya dengan menuliskan kata tersebut tanpa spasi.

Dokumen internal Meta yang dilihat Reuters juga menunjukkan bahwa perusahaan menyadari banyak fitur keselamatan remaja mereka tidak berjalan optimal. Beberapa sistem otomatis untuk mendeteksi konten bunuh diri dan gangguan makan bahkan dilaporkan tidak lagi diperbarui secara rutin.

Meski terus menuai kritik, Meta tetap menyatakan komitmennya untuk meningkatkan keamanan remaja. Pada Kamis lalu, perusahaan mengumumkan perluasan fitur akun remaja ke Facebook di luar Amerika Serikat, serta menjalin kemitraan baru dengan sekolah menengah.

"Kami ingin para orang tua merasa nyaman saat anak-anak mereka menggunakan media sosial," kata Kepala Instagram, Adam Mosseri.

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER