Bos Amazon Blak-blakan Soal Peluang Pusat Data di Luar Angkasa

CNN Indonesia
Selasa, 07 Okt 2025 15:15 WIB
Bos Amazon Jeff Bezos blak-blakan soal pembangunan pusat data di luar angkasa, yang disebut dapat beroperasi lebih efisien dibanding pusat data di Bumi.
Bos Amazon Jeff Bezos blak-blakan soal pembangunan pusat data di luar angkasa, yang disebut dapat beroperasi lebih efisien dibanding pusat data di Bumi. (Foto: Getty Images via AFP/CHIP SOMODEVILLA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bos Amazon sekaligus miliarder Jeff Bezos baru-baru ini blak-blakan soal pembangunan pusat data di luar angkasa, yang disebut dapat beroperasi lebih efisien dibanding pusat data di Bumi.

Dalam sebuah acara di Italian Tech Week di Turin, Italia, Bezos memperkirakan bahwa dalam 10 hingga 20 tahun mendatang, pusat data berskala gigawatt akan dibangun di orbit, memanfaatkan energi matahari 24/7 yang melimpah di luar atmosfer Bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pusat data raksasa untuk pelatihan ini akan lebih baik dibangun di luar angkasa, karena kita memiliki energi surya sepanjang waktu. Di sana, tidak ada awan, hujan, atau cuaca buruk yang mengganggu," ujar Bezos, dalam sesi diskusi publik dengan John Elkann, Chairman Ferrari dan Stellantis, melansir Reuters, Sabtu (4/10).

"Kami akan mampu mengalahkan biaya pusat data di Bumi dalam beberapa dekade ke depan," tambah Bezos.

Salah satu alasan utama yang mendasari pernyataan Bezos adalah energi matahari yang tersedia secara terus-menerus di luar angkasa. Pusat data di Bumi saat ini menghadapi tantangan besar terkait konsumsi energi dan kebutuhan untuk mendinginkan server, yang seringkali memerlukan air dan elektrisitas dalam jumlah besar.

Bezos meyakini bahwa dengan energi surya yang tidak terbatas, pusat data di luar angkasa bisa mengurangi biaya operasional yang tinggi dan menghindari gangguan dari cuaca, yang sering kali mempengaruhi pusat data di Bumi.

Menurut Bezos, pembangunan infrastruktur luar angkasa adalah kelanjutan dari perkembangan teknologi yang telah beranjak ke tingkat kemajuan luar biasa di bidang komunikasi dan satelit cuaca. Langkah selanjutnya, menurutnya, adalah pembangunan pusat data, yang bisa mengubah cara kita menyimpan dan mengelola data secara drastis.

"Ini adalah langkah berikutnya setelah satelit cuaca dan komunikasi, dan nantinya akan melibatkan jenis manufaktur lainnya di luar angkasa," jelasnya.

Tentu saja, gagasan ambisius ini tidak datang tanpa tantangan. Bezos mengakui bahwa terdapat banyak kendala teknis, termasuk perawatan dan upgrade pusat data di luar angkasa yang memerlukan misi roket yang mahal dan berisiko.

Selain itu, kegagalan peluncuran roket juga menjadi risiko yang harus diperhitungkan.

Namun, Bezos optimistis bahwa manfaat jangka panjang dari infrastruktur luar angkasa akan jauh lebih besar, baik dari segi efisiensi energi maupun pengelolaan data yang lebih baik, dan akan memberikan dampak positif pada kehidupan di Bumi.

Bezos juga membandingkan ledakan teknologi kecerdasan buatan (AI) saat ini dengan fenomena ledakan dot-com pada tahun 2000-an, yang penuh dengan hype namun berakhir dengan kehancuran setelah gelembungnya pecah.

Meski demikian, Bezos tetap mendorong optimisme terhadap dampak positif AI yang akan membawa perubahan besar, sebagaimana internet telah mengubah dunia 25 tahun lalu.

"Kita harus sangat optimis bahwa konsekuensi sosial dan manfaat AI, seperti yang kita alami dengan internet 25 tahun lalu, akan nyata dan bertahan lama," tambah Bezos.

Bezos menyimpulkan bahwa meskipun ada risiko gelembung spekulatif, kita harus membedakan antara kemungkinan gelembung spekulatif yang bisa pecah dengan kenyataannya, yaitu manfaat AI yang diyakini akan merambah ke berbagai sektor dan membawa dampak luas.

"Manfaat AI diperkirakan akan tersebar luas dan mencapai semua tempat," ungkap Bezos.

(dmi/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER