Gim hingga Musik Jadi Wajah Indonesia di Panggung Global

CNN Indonesia
Kamis, 09 Okt 2025 19:00 WIB
Industri gim di Tanah Air menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. istockphoto/MStudioImages
Jakarta, CNN Indonesia --

Industri entertainment, mulai dari film, musik, hingga video gim disebut sebagai salah satu sarana perkenalan identitas Indonesia ke audiens global.

Menurut data Lokadata, sektor ekonomi kreatif berkontribusi sekitar Rp1.300 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, atau 7,8 persen dari total ekonomi Indonesia, dengan lebih dari 24 juta tenaga kerja di dalamnya.

Subsektor film, musik, dan gim menjadi motor utama pertumbuhan dengan menyumbang sekitar 25 persen dari total nilai ekonomi kreatif nasional. Hal ini disebut terjadi seiring meningkatnya konsumsi konten lokal dan tren experience-driven economy di kalangan generasi muda.

"Entertainment kini menjadi arena pembentukan identitas, Generasi muda kini berperan bukan hanya sebagai penikmat, melainkan juga kreator, membuat, meniru, atau membagikan ulang dan menjadi bagian dari percakapan global," ujar Suwandi Ahmad Chief Data Officer dalam acara Power Lunch "Membangun Percakapan Global Lewat Entertainment" di Jakarta, Rabu (8/10).

Survei Lokadata juga menunjukkan 95 persen anak muda Indonesia mendengarkan musik secara daring setiap hari, dengan 40 persen di antaranya menghabiskan waktu lebih dari satu jam.

Sementara itu, 54 persen audiens menemukan musik baru melalui media sosial, menandakan algoritma digital kini membentuk arus budaya populer baru.

Sementara itu, industri gim Tanah Air juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. Sebelum pandemi, pasar gim tumbuh 9-10 persen per tahun, melonjak signifikan saat pandemi, dan kini stabil dengan kontribusi lebih dari 8,5 persen terhadap ekonomi kreatif nasional.

"Gim adalah medium kolaboratif yang mempertemukan seni, teknologi, dan budaya. Ini cara baru memperkenalkan nilai Indonesia ke dunia," ujar Arief Widhiyasa, Co-Founder Agate dan CEO Confiction Labs dalam acara yang sama.

Secara global, industri gim kini bernilai US$192,7 miliar. Di Indonesia, nilainya meningkat hampir sepuluh kali lipat dalam dua dekade, dari US$10 juta pada tahun 2000 menjadi hampir US$100 juta pada 2025.

Agate sendiri diketahui telah merilis berbagai gim global seperti Valthirian Arc, Code Atma, dan Rifstorm, yang berhasil masuk dalam Top 50 Most Played Game saat perilisan demonya.

Lebih lanjut, Martin Hartono, CEO GDP Venture menyebut media-media tersebut adalah soft power Indonesia. Ia mengatakan soft power biasanya tumbuh dari negara maju dengan fondasi ekonomi yang kuat, namun bukan berarti negara berkembang tidak bisa memilikinya.

"India menjadi contoh yang berhasil, mereka dikenal dunia melalui Bollywood nya. Indonesia juga memiliki potensi serupa dengan kekayaan budayanya yang sangat beragam," tuturnya.

Dalam konteks musik, GDP Venture melalui 88rising berupaya membangun identitas yang membedakan musisi Indonesia dari arus utama industri global seperti K-pop atau J-pop.

Pendekatan dilakukan bukan dengan meniru tren, tetapi menghadirkan warna baru yang lahir dari karakter, dan nilai-nilai khas Indonesia yang justru menjadi daya tarik di mata dunia.

Inisiatif ini dilakukan secara menyeluruh, mulai dari proses pengembangan artistik, pembentukan visi kreatif, produksi, hingga distribusi di pasar global.

Dengan fondasi tersebut, GDP Venture dan 88rising melahirkan talenta kelas internasional, seperti Rich Brian, NIKI, Warren Hue dan kini hadir grup vokal No Na.

(lom/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK