Ada La Nina, Kepala BMKG Baru Ingatkan RI Siaga Bencana

CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2025 10:07 WIB
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mewanti-wanti masyarakat akan potensi bencana imbas hujan ekstrem yang berpeluang terjadi.
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani mewanti-wanti masyarakat akan potensi bencana imbas hujan ekstrem yang berpeluang terjadi. (Foto: Dok. BMKG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani mengatakan Indonesia saat ini memasuki periode peningkatan curah hujan, yang menandai puncak musim hujan. Ia mewanti-wanti masyarakat akan potensi bencana imbas hujan ekstrem yang berpeluang terjadi.

Hal itu disampaikan saat Apel Kesiapsiagaan Bencana Nasional yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum pada Selasa (4/11), sehari setelah Faisal dilantik sebagai Kepala BMKG baru menggantikan Dwikorita Karnawati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analisis tiga bulan terakhir curah hujan mengalami kenaikan yang signifikan, di beberapa wilayah pada kategori menengah hingga tinggi.

Ia juga mengungkap saat ini fenomena iklim La Nina muncul di Indonesia jelang puncak musim hujan. Fenomena La Nina Lemah saat ini berlangsung dan diprediksi bertahan sampai Maret 2026.

"La Nina lemah akan bertahan hingga awal tahun 2026, namun pada puncak musim hujan dampaknya terhadap penambahan curah hujan tidak terlalu signifikan. Meski begitu, curah hujan tinggi pada periode tersebut tetap perlu diwaspadai," ujar Faisal, Selasa (4/11), dalam laman resminya.

BMKG mencatat potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi di wilayah Indonesia selatan, termasuk Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua selatan. Dari Februari hingga April 2026, sebagian besar area Indonesia diperkirakan akan mengalami curah hujan kategori sedang dan mulai kembali normal.

Pada bulan November-Desember 2025, banyak wilayah di Indonesia masih akan merasakan curah hujan di atas normal, terutama di bagian utara Sumatera, utara Kalimantan, utara Sulawesi, dan Maluku Utara.

Atmosfer tetap labil dan mendukung pembentukan awan konvektif di beberapa daerah karena kombinasi faktor global dan regional seperti La Niña lemah dan Dipole Mode negatif (-1,61).

Ini meningkatkan kemungkinan hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah, terutama di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.

Selain itu, BMKG menemukan Siklon Tropis Kalmaegi di bagian barat daya Lampung di Samudra Hindia, serta beberapa siklon lain yang berdampak pada cuaca nasional.

Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo menekankan betapa pentingnya kesiapan semua unsur pemerintah untuk menghadapi kemungkinan bencana hidrometeorologi yang meningkat.

"BMKG telah memperingatkan bahwa intensitas hujan di berbagai wilayah Indonesia akan meningkat signifikan dan berpotensi menimbulkan bencana banjir serta tanah longsor di beberapa daerah. Untuk itu, saya menekankan pentingnya langkah mitigasi dan kesiapan dari seluruh jajaran pemerintah, baik pusat maupun daerah," kata Dody.

Dody juga mengatakan bahwa ini bukan sekedar informasi, melainkan tanggung jawab kita bersama. Kolaborasi antar instansi, antara pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, dan masyarakat.

(wpj/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER