Mengenal Zona Megathrust, Ancaman Nyata dari Lautan Indonesia

CNN Indonesia
Jumat, 14 Nov 2025 07:00 WIB
Zona megathrust menyimpan bayang-bayang bencana gempa dengan potensi kerusakan dahsyat. Apa sebenarnya zona megathrust?
Ilustrasi. Zona megathrust menyimpan bayang-bayang bencana gempa dengan potensi kerusakan dahsyat. (Foto: iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Zona megathrust menyimpan bayang-bayang bencana gempa dengan potensi kerusakan dahsyat. Apa sebenarnya zona megathrust?

"Indonesia punya zona megathrust, yaitu wilayah pertemuan lempeng yang menyimpan energi besar. Kalau energi ini lepas, bisa timbul gempa besar, bahkan tsunami," tulis BMKG di akun Instagram, Selasa (11/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BMKG menjelaskan megathrust merupakan zona di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satunya menyusup ke bawah yang lain. Proses tersebut menimbulkan penumpukan energi yang suatu saat bisa dilepaskan dalam bentuk gempa besar, bahkan tsunami.

BMKG menyebut kewaspadaan tinggi diperlukan karena segmen megathrust di Selat Sunda terakhir kali melepaskan gempa besar pada 1757. Kemudian, segmen Mentawai-Siberit belum aktif sejak gempa 1797.

Kondisi tersebut dikenal sebagai seismic gap, yakni wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar karena lama tidak melepaskan energi.

"Jadi, meskipun belum terjadi, potensi itu nyata dan harus kita waspadai," terang BMKG.

Lebih lanjut, BMKG menyebut saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi waktu, lokasi, dan kekuatan gempa secara pasti.

BMKG mengingatkan narasi yang sering disebutkan ketika membahas gempa megathrust adalah "tinggal menunggu waktu." Hal tersebut kerap disalahartikan gempa akan terjadi dalam waktu dekat.

Pekan lalu, Kepala BMKG menyoroti potensi ada potensi ancaman serius dari megathrust yang mengelilingi Indonesia. Ia menyebut ada total tiga zona megathrust di Tanah Air yang berpotensi memicu bencana besar.

"Negara kita berada di pertemuan tiga lempeng aktif dunia dengan 13 segmen megathrust yang sebagian belum melepaskan energi tektoniknya. Ini berarti potensi gempa besar masih mungkin terjadi kapan saja," ujar Faisal dalam Rapat Tim Pengawas Bencana DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/11), melansir laman resmi BMKG.

Dari belasan zona tersebut, kata Faisal, terdapat tiga zona megathrust yang belum mengalami gempa besar dalam ratusan tahun. Ketiga zona tersebut adalah Megathrust Mentawai-Siberut, Megathrust Selat Sunda-Banten, dan Megathrust Sumba.

Ia menjelaskan tiga zona megathrust itu kini tengah dalam proses akumulasi energi tektonik. Ia lantas mewanti-wanti gempa besar bisa saja terjadi sewaktu-waktu tanpa prediksi.

"Diduga kuat saat ini sedang terjadi proses akumulasi energi tektonik yang dapat merilis gempa besar sewaktu-waktu tanpa dapat diprediksi," tuturnya.

Sepanjang sejarah, megathrust telah menyebabkan sejumlah gempa dan tsunami paling besar dan merusak di dunia. Beberapa contoh yang menonjol antara lain Megathrust Sunda di Indonesia, Palung Peru-Chile di Amerika Selatan, Palung Nankai di Jepang, dan zona subduksi Cascadia di Pasifik Barat Laut Amerika Utara.

(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER