Misteri Ribuan Lubang di Peru Bikin Ahli Bingung Akhirnya Terungkap

CNN Indonesia
Minggu, 23 Nov 2025 20:55 WIB
Para arkeolog akhirnya menemukan petunjuk tentang ribuan lubang misterius yang membentang di Lembah Pisco, kawasan Pegunungan Andes, Peru.
Lubang misterius di pegunungan Peru akhirnya dipecahkan oleh para arkeolog. C. Stanish/J.L. Bongers via Antiquity
Jakarta, CNN Indonesia --

Para arkeolog akhirnya menemukan petunjuk tentang ribuan lubang misterius yang membentang di Lembah Pisco, kawasan Pegunungan Andes, Peru, yang telah membingungkan para peneliti selama hampir satu abad.

Penelitian baru di situs arkeologi yang terletak di Lembah Pisco, Monte Sierpe, memberi petunjuk tentang siapa pembuatnya dan untuk apa lubang-lubang itu digunakan.

Situs yang dikenal sebagai band of holes ini pertama kali menarik perhatian publik setelah National Geographic mempublikasikan foto udara area itu pada 1933.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena tidak ditemukan catatan sejarah yang menjelaskan siapa yang membuat ribuan lubang itu dan untuk apa, berbagai teori pun muncul mulai dari fungsi pertahanan, penyimpanan, pengairan, hingga bahkan dugaan keterlibatan makhluk luar angkasa.

Namun, analisis baru menggunakan drone dan studi mikrobotani terhadap serbuk sari dari dalam lubang-lubang itu mengungkap hal mengejutkan.

Menurut penelitian yang terbit di jurnal Antiquity pada 10 November lalu, Monte Sierpe awalnya digunakan sebagai pasar barter oleh peradaban pra-Inka, dan kemudian berfungsi sebagai sistem pencatatan atau akuntansi bagi Kekaisaran Inka.

"Mengapa masyarakat kuno membuat lebih dari 5.000 lubang di kaki gunung Peru selatan? Kami belum tahu pasti, tapi kami menemukan data baru yang memberi petunjuk penting," kata Dr. Jacob Bongers, arkeolog digital dari University of Sydney, dikutip dari CNN.

Berdasarkan foto drone, lubang-lubang tersebut memiliki lebar 1-2 meter dan kedalaman 0,5-1 meter, tersusun dalam sekitar 60 bagian yang terpisah oleh ruang kosong. Pola lubang yang berulang. misalnya 12 baris dengan pola tujuh dan delapan lubang bergantian, menunjukkan bahwa tata letaknya tidak acak.

Lubang di Pegunungan AndesLubang di Pegunungan Andes membuat para arkeolog bingung selama 1 abad. C. Stanish/J.L. Bongers via Antiquity

Tim peneliti meyakini bahwa penduduk asli Kerajaan Chincha pra-Inka dari pesisir dan dataran tinggi Peru mungkin datang untuk bertukar barang dan barter menggunakan barang mereka sendiri, alih-alih mata uang.

"Mungkin sumber daya penting lainnya seperti kapas, koka, jagung, dan cabai telah dimasukkan ke dalam lubang-lubang tersebut dan dipertukarkan. Misalnya, sejumlah lubang berisi jagung akan setara dengan sejumlah lubang berisi jenis barang lain, seperti kapas atau koka," kata Bongers.

Bongers menyebut situs ini mungkin kemudian dimanfaatkan oleh Inka sebagai alat akuntansi skala besar, mirip dengan lembar kerja Excel kuno. Pasalnya pola lubangnya menyerupai sistem hitung tali simpul Inka (khipu) yang berfungsi mencatat angka dan data.

Monte Sierpe memang berlokasi ideal untuk barter dan akuntansi, dekat dengan jaringan jalan pra-Hispanik, dan di antara dua situs Inka utama yang disebut Tambo Colorado dan Lima La Vieja.

Anggota tim Bongers terus mempelajari khipudari Peru untuk menguji potensi hubungan numerik antara desain Monte Sierpe dan sistem penghitungan Inca. Jika memang ada kaitannya, lubang-lubang tersebut kemungkinan merupakan cara kekaisaran mengumpulkan upeti.

Penanggalan terhadap lubang-lubang di situs Monte Sierpe menunjukkan bahwa area tersebut digunakan sekitar 600 hingga 700 tahun lalu.

Tim peneliti masih melakukan uji penanggalan radiokarbon tambahan untuk menentukan garis waktu yang lebih akurat, tetapi mereka memperkirakan situs ini dibangun pada Periode Antar-Menengah Akhir di Peru (sekitar tahun 1.000-1.400 Masehi), yang bertepatan dengan masa penggunaan oleh peradaban pra-Inka.

Selain itu, ditemukannya serbuk sari tanaman jeruk yang baru diperkenalkan ke wilayah tersebut pada masa kolonial Spanyol (1531-1825) menunjukkan bahwa situs ini masih digunakan setelah jatuhnya Kekaisaran Inka pada 1532, ketika Spanyol mulai menjajah Peru.

Situs ini kemungkinan akhirnya ditinggalkan karena pihak Spanyol tidak dapat mengintegrasikannya ke dalam sistem ekonomi kolonial mereka, kata Bongers.

Meski teori ini menarik, beberapa ahli termasuk Dr. Dennis Ogburn dari University of North Carolina, menilai bukti lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan hubungan langsung dengan sistem Inka.

(fby/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER