Asal Usul Ciuman Pertama Manusia Terungkap, Dimulai Jutaan Tahun Lalu

CNN Indonesia
Selasa, 25 Nov 2025 11:44 WIB
Ilustrasi. Kebiasaan ciuman yang identik dengan manusia modern ternyata mempunyai akar evolusi yang jauh lebih tua. (Foto: iStockphoto/tool51)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kebiasaan ciuman yang identik dengan manusia modern ternyata mempunyai akar evolusi yang jauh lebih tua. Simak faktanya.

Sebuah studi terbaru dari Universitas Oxford mengungkap bahwa ciuman ternyata sudah ada sejak 21,5 hingga 16,9 juta lalu pada nenek moyang kera besar dan manusia purba seperti Neanderthal.

Ciuman manusia pertama yang tercatat dalam buku sejarah terjadi 4.500 tahun lalu di Mesopotamia dan Mesir Kuno. Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa ciuman ternyata berevolusi dari jutaan tahun lalu.

Matilda Brindle, penulis utama studi ini dan ahli biologi evolusi di Departemen Biologi Universitas Oxford mengatakan bahwa ciuman sebenarnya berisiko tinggi menularkan penyakit dan tak memiliki keuntungan reproduksi yang jelas, tapi perilaku tersebut banyak ditemukan pada hewan, sehingga diduga merupakan sifat yang berevolusi.

"Ciuman adalah salah satu hal yang benar-benar ingin kami pahami. Hal ini umum ditemukan pada hewan yang memberi petunjuk bahwa mungkin ini adalah sifat yang telah berevolusi," kata Brindle, melansir CNN, Kamis (20/11).

Lantaran ciuman tak dapat dideteksi lewat fosil, para ilmuwan meneliti literatur ilmiah terkait spesies primata modern yang tercatat berciuman, seperti simpanse, bonobo, orangutan, dan gorila. Selanjutnya, mereka melakukan analisis filogenetik untuk menelusuri kemungkinan perilaku itu pada spesies yang sudah punah.

Lewat pemodelan statistik yang dijalankan sebanyak 10 juta kali, studi ini menemukan bahwa ciuman kemungkinan merupakan sifat kuno pada kera besar yang muncul antara 21 juta hingga 16,9 juta tahun lalu.

Studi ini juga mengungkap Neanderthal kemungkinan melakukan ciuman. Selain itu, studi ini juga mengungkap kemungkinan terjadinya ciuman antara Homo sapiens dan Neanderthal.

Namun demikian, Brindle mengakui bahwa model penelitian ini belum menjelaskan alasan atau mekanisme evolusi ciuman, yang berfungsi untuk menilai poasangan potensial, foreplay, membangun ikatan sosial, hingga mengurangi ketegangan.

Menurutnya masih minim data mengenai perilaku ciuman pada hewan di luar kelompok kera, sehingga proses evolusinya belum bisa direkonstruksi secara menyeluruh. Banyak informasi yang tersedia juga berasal dari hewan yang hidup di penangkaran.

Penelitian juga mengungkap bahwa ciuman ternyata bukan perilaku universal dalam budaya manusia. Studi tahun 2015 menunjukkan hanya 46 persen budaya yang mendokumentasikan praktik tersebut.

"Kami memang menemukan sinyal evolusi yang kuat dalam ciuman, tetapi itu tidak berarti ciuman harus dipertahankan," jelas Brindle.

Untuk beberapa populasi, tambahnya, ciuman mungkin tidak cocok.

"Primata adalah spesies yang sangat fleksibel dan cerdas, jadi ciuman mungkin berguna dalam beberapa konteks tetapi tidak dalam konteks lain. Dan jika tidak berguna, ciuman cukup berisiko dengan potensi tinggi untuk penularan penyakit," tuturnya.

(dmi/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK