Daftar Fenomena Langit Desember 2025: Supermoon Hingga Hujan Meteor

CNN Indonesia
Senin, 01 Des 2025 06:38 WIB
Sejumlah fenomena akan menghiasi langit selama Desember ini, mulai dari hujan meteor Geminid dan Ursid hingga titik balik Matahari Desember. Simak daftarnya.
Ilustrasi. Sejumlah fenomena akan menghiasi langit selama Desember ini, mulai dari hujan meteor Geminid dan Ursid hingga supermoon terakhir tahun ini. (Foto: REUTERS/Esa Alexander)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah fenomena akan menghiasi langit selama Desember ini, mulai dari hujan meteor Geminid dan Ursid hingga titik balik Matahari Desember. Simak daftar lengkapnya.

Beberapa fenomena langit yang terjadi pada Desember bisa dinikmati dengan mata telanjang, tetapi beberapa fenomena lain perlu dilihat dengan bantuan alat seperti teropong atau teleskop.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk dapat menikmati fenomena-fenomena langit ini, kita perlu memastikan langit malam sedang cerah, tak tertutup awan tebal atau bahkan hujan, serta jauh dari polusi cahaya perkotaan.

Dikutip dari Time and date, berikut daftar fenomena langit pada Desember 2025:

Super Cold Moon

Bulan Purnama pada Desember memiliki nama tradisional Cold Moon karena dimulainya musim dingin di Belahan Bumi Utara.

Beberapa nama Bulan Purnama Desember dalam bahasa Inggris Kuno dan Anglo-Saxon adalah Moon Before Yule dan Long Night Moon. Kedua nama tersebut merujuk pada solstis musim dingin dan perayaan kuno Yule. Nama Celtic lainnya adalah Oak Moon.

Purnama yang terjadi pada 5 Desember ini juga menjadi Supermoon ketiga berturut-turut sejak Oktober.

Supermoon terjadi ketika Bulan berada pada jarak terdekatnya ke Bumi (perigee). Pada fenomena ini, Bulan mungkin terlihat sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Hujan meteor Geminid

Hujan meteor Geminid dikenal sebagai salah satu hujan meteor paling spektakuler sepanjang tahun. Hujan meteor ini bisa menghasilkan pemandangan hingga 120 meteor per jam.

Puncak hujan meteor Geminid akan terjadi pada 14-15 Desember.

Hujan meteor ini dinamai berdasarkan rasi bintang Gemini karena meteor-meteor tersebut seolah-olah muncul dari rasi bintang tersebut di langit.

Tidak seperti kebanyakan hujan meteor yang berasosiasi dengan komet, hujan meteor Geminid berasal dari asteroid 3200 Phaethon. Asteroid ini membutuhkan waktu 1,4 tahun untuk mengorbit Matahari.

Titik balik Matahari

Desember juga akan diwarnai fenomena solstis atau titik balik Matahari yang terjadi pada 21 Desember. Pada fenomena ini, Matahari mencapai titik paling selatannya dalam setahun.

Solstis Desember menandai hari terpanjang di belahan utara ekuator. Sementara itu, di belahan bumi selatan, ini adalah hari terpanjang dalam setahun sekaligus awal musim panas.

Efek hari yang lebih pendek dan panjang akan bergantung pada jarak lokasi dengan khatulistiwa. Di daerah tropis, hari terpendek dan terpanjang tidak akan terlalu terasa; di zona beriklim sedang, hari terpendek jauh lebih pendek; dan daerah di dalam Lingkaran Arktik mengalami malam polar, ketika Matahari sama sekali tidak terbit.

Hujan meteor Ursid

Hujan meteor Ursid aktif antara 17 hingga 24 Desember setiap tahun. Tahun ini, puncaknya akan berlangsung pada 22-23 Desember.

Pada periode puncaknya, hujan meteor ini akan menampilkan hingga 10 meteor per jam.

Hujan meteor ini dinamakan Ursid karena meteor-meteor tersebut seolah-olah berasal dari arah rasi bintang Ursa Minor di langit. Hujan meteor ini sendiri berasal dari komet 8P/Tuttle.

(lom/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER