BMKG: 108 Gempa dan 1 Juta Petir Guncang Jabar Sepanjang November

CNN Indonesia
Senin, 01 Des 2025 13:38 WIB
Ilustrasi. Aktivitas kegempaan dan cuaca ekstrem di Jawa Barat meningkat pada November 2025, dengan 108 gempa dan lebih dari satu juta sambaran petir. Waspada! (Foto: Istockphoto/ Morrison1977)
Bandung, CNN Indonesia --

Aktivitas kegempaan dan cuaca ekstrem di Jawa Barat meningkat sepanjang November 2025. BMKG Stasiun Geofisika Bandung mencatat 108 gempa bumi dan lebih dari satu juta sambaran petir terjadi di wilayah Jabar dan sekitarnya dalam satu bulan terakhir.

Pada aktivitas kegempaan, BMKG mencatat 97 gempa berkedalaman dangkal (kurang dari 60 km), 11 gempa berkedalaman menengah (60-300 km), dan tidak ada gempa berkedalaman lebih dari 300 km. Kedalamannya bervariasi dari 1 hingga 197 kilometer. Magnitudo terbesar selama periode tersebut adalah M3,8, sementara yang terkecil M1,0.

"Rinciannya 42 gempa berpusat di laut dan 66 gempa lain terjadi di daratan. Dari seluruh kejadian, delapan di antaranya dirasakan masyarakat," ujar Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu, Senin (1/12).

Salah satunya gempa pada 20 November 2025 pukul 00.31 WIB, berkekuatan M3,4 berlokasi 20 kilometer tenggara Kabupaten Bandung dengan kedalaman 3 kilometer. Guncangan dirasakan warga di Pangalengan (III-IV MMI), Banjaran, Ibun, Kertasari, Pasirjambu, Baleendah, dan Margaasih (II-III MMI).

Selain gempa, BMKG juga mencatat 1.020.379 atau satu juta lebih kejadian petir pada periode yang sama. Aktivitas sambaran petir tertinggi terjadi pada minggu pertama November, dengan 435.384 kejadian. Petir jenis CG(-) mendominasi hingga 267.285 sambaran, sementara CG(+) mencapai 168.099 sambaran.

"Kabupaten Sumedang, Cianjur, dan Garut tercatat sebagai wilayah dengan aktivitas petir tertinggi sepanjang November," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat tetap waspada menghadapi dinamika cuaca dan potensi kegempaan di Jawa Barat, namun tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Warga juga diingatkan menjauhi bangunan yang retak serta mengantisipasi cuaca ekstrem yang mungkin memicu bencana," katanya.

(csr/dmi)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK