La Nina Bertahan hingga Awal Tahun, RI Bersiap Hadapi Lonjakan Hujan

CNN Indonesia
Sabtu, 06 Des 2025 07:30 WIB
BMKG mengonfirmasi fenomena La Nina lemah akan bertahan hingga awal 2026, meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Waspada potensi bencana!
BMKG mengonfirmasi fenomena La Nina lemah akan bertahan hingga awal 2026, meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan fenomena La Nina masih akan bertahan di wilayah Indonesia hingga awal tahun depan. Sejumlah wilayah diprediksi bakal semakin basah.

BMKG mencatat indeks ENSO pada Dasarian III November berada di -0,80 kategori La Niña lemah dan kondisi ini diproyeksikan tetap berlangsung hingga awal tahun sebelum melemah menjelang Maret-Mei (MAM).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi ENSO La Nina Lemah menunjukkan potensi peningkatan hujan tinggi-sangat tinggi (>150mm/dasarian) di sebagian wilayah Indonesia bagian tengah dan timur," tulis BMKG di Instagram, Rabu (3/12).

La Niña, yang ditandai dengan pendinginan suhu permukaan laut di Pasifik tengah-timur, biasanya mendorong kenaikan curah hujan di wilayah Indonesia.

BMKG menegaskan bahwa kombinasi faktor iklim tersebut dapat meningkatkan peluang hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi, terutama di kawasan tengah dan timur Indonesia.

Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menjelaskan bahwa beberapa wilayah masih berpeluang mengalami hujan dengan intensitas lebat dalam beberapa hari mendatang.

"Kami mengajak masyarakat untuk tetap waspada namun tidak perlu panik. Pastikan saluran air berfungsi baik, jaga kebersihan lingkungan, dan pantau pembaruan cuaca melalui InfoBMKG sebelum beraktivitas," ujar Faisal, melansir laman resmi BMKG, Kamis (4/11).

Beberapa daerah yang diperkirakan mengalami penambahan curah hujan imbas La Nina meliputi:

* Nusa Tenggara Barat
* Nusa Tenggara Timur
* Bagian Kalimantan Tengah
* Bagian Kalimantan Timur
* Bagian Sulawesi Selatan
* Kawasan Maluku tertentu
* Papua Tengah
* Sebagian kecil Papua Selatan

Selain La Niña, BMKG juga mencatat bahwa Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada fase negatif dengan indeks -0,36 pada akhir November.

Meskipun diperkirakan akan kembali netral setelah November, fase IOD negatif ini mampu mendorong lebih banyak pasokan uap air dari Samudra Hindia menuju Indonesia bagian barat. Dampaknya, sejumlah wilayah berpotensi mengalami peningkatan curah hujan di atas normal.

Daerah yang terpengaruh IOD Negatif:

* Sebagian kecil Aceh
* Area tertentu di Kalimantan Barat
* Kepulauan Bangka Belitung
* Bagian selatan Banten
* Wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah
* Sebagian kecil Jawa Timur
* Hampir seluruh wilayah Bali

Dari total 699 zona musim (ZOM), BMKG melaporkan bahwa 75,3 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Sisanya masih berada dalam musim kemarau atau termasuk zona satu musim.

BMKG menyampaikan bahwa La Nina lemah diprediksi bertahan sampai awal 2026. Meski efeknya pada puncak musim hujan tidak akan menambah curah hujan secara drastis, masyarakat tetap diminta waspada terhadap potensi hujan lebat, banjir, dan bencana hidrometeorologi lain.

(wpj/dir)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER