Baterai Drone Pakai Lithium, Berikut Penyebabnya Bisa Kebakaran

CNN Indonesia
Selasa, 09 Des 2025 20:20 WIB
Menurut Terra Drone, ada dua jenis baterai drone yaitu Lithium Polymer (LiPo) dan Lithium-ion (Li-ion). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kebakaran yang terjadi Gedung Terra Drone di Jakarta Pusat dan menyebabkan setidaknya 22 orang tewas diduga berawal dari sebuah baterai di gedung tersebut. Baterai drone, terutama di sektor agrikultur area bisnis Terra Drone, memakai bahan jenis lithium.

Terra Drone Group merupakan perusahaan teknologi berkaitan dengan drone dan Urban Air Mobility (UAM) buat industri. Perusahaan berbasis di Jepang ini berdiri pada Februari 2016.

Terra Drone Indonesia, yang diakuisisi pada 2019, sebelumnya bernama PT Aero Geosurvey Indonesia. Perusahaan ini memiliki dua kantor, yakni di Cempaka Baru, Jakarta Pusat dan Cicendo, Kota Bandung.

Terra Drone Indonesia menyediakan jasa pemanfaatan drone untuk berbagai industri, mulai dari energi, minyak dan gas, konstruksi dan infrastruktur, pertambangan, transmisi dan pembangkit, perkebunan, pertanahan dan perencanaan kota, kebencanaan, kelautan dan lepas pantai hingga hiburan.

Menurut penjelasan di situs Terra Drone, ada dua jenis baterai yang digunakan untuk drone agrikultur, yakni Lithium Polymer (LiPo) dan Lithium-ion (Li-ion).

Baterai LiPo adalah jenis baterai yang paling umum digunakan pada drone penyemprot. Baterai ini disebut ringan, bertenaga dan mampu membawa beban berat.

Namun baterai LiPo dikenal sangat sensitif. Baterai ini dapat mengembang, kehilangan stabilitas dan bahkan meledak jika ditangani dengan tidak benar.

Sementara baterai Li-ion dirancang untuk stabilitas dan umur pakai yang lebih lama. Meski lebih berat, elemen kimia baterai ini membuatnya lebih aman dan kurang rentan terhadap pembengkakan.

Salah satu perusahaan drone, EFT, sering mengandalkan baterai LiPo. Sementara drone pertanian DJI memilih menggunakan baterai Li-ion untuk menyeimbangkan keamanan dengan kinerja yang konsisten.

Kompromi yang ada adalah daya keluaran Li-ion lebih rendah dibanding LiPo, sehingga baterai ini lebih cocok untuk pemetaan atau pemantauan daripada penyemprotan berat.

Penyebab baterai drone bisa terbakar

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan kebakaran gedung Terra Drone diduga karena baterai drone terbakar.

"Kalau dari keterangan tadi, memang sementara baru karena baterai ya, baterai dari drone yang terbakar. Namun sebabnya terbakar, saat ini tim labfor masih bekerja," kata dia kepada wartawan, Jakarta, Selasa (9/12).

Susatyo juga memaparkan akan mengkaji lebih jauh soal kebakaran ini.

"Tentunya dari penyebab tersebut kita akan kaji lagi, apakah penyebab tersebut juga dihubungkan dengan kelalaian atau ada pihak-pihak lain yang bertanggung jawab. Termasuk izin-izin dan sebagainya tentu akan kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut," tutur dia.

Sebelumnya Susatyo pada siang mengatakan baterai yang diduga penyebab kebakaran itu berada di lantai 1 yang merupakan salah satu gudang.

"Sekitar pukul 12.30 memang ada baterai di lantai 1, itu yang terbakar. Kemudian sempat dipadamkan oleh karyawan, kemudian ternyata baterai bakar ini menyebar karena di lantai 1 ini adalah salah satu tempat gudangnya," kata Susatyo kepada wartawan.

Berdasarkan penjelasan Terra Drone di situsnya, ada beberapa hal yang mungkin menjadi pemicu baterai lithium pada drone bisa meledak sampai terbakar sebagai berikut:

- Pengisian berlebihan menyebabkan panas berlebih.
- Overheating selama penerbangan dapat merusak sel baterai.
- Kerusakan fisik seperti jatuh atau tusukan dapat menyebabkan korsleting internal.
- Penyimpanan yang buruk dapat melemahkan stabilitas baterai jika baterai dibiarkan dalam suhu ekstrem atau disimpan dalam keadaan terisi penuh terlalu lama.

Ketika kondisi-kondisi ini terjadi bersamaan, sel baterai dapat masuk ke dalam thermal runaway, reaksi berantai cepat yang berakhir dengan kebakaran atau ledakan.

Untuk mencegah insiden kebakaran dan ledakan terjadi, ada beberapa langkah mitigasi yang bisa dilakukan:

1. Selalu gunakan charger yang direkomendasikan oleh pabrikan.
2. Jangan pernah meninggalkan baterai yang sedang diisi daya tanpa pengawasan.
3. Biarkan baterai mendingin sebelum mengisi ulang setelah penerbangan.
4. Periksa apakah ada pembengkakan, kebocoran, atau penyok sebelum setiap penggunaan.
5. Simpan dalam wadah tahan api pada suhu ruangan, dan biarkan baterai dalam keadaan setengah terisi jika tidak akan digunakan selama beberapa minggu.
6. Gunakan baterai secara bergantian di seluruh armada untuk memastikan keausan yang merata.

Baterai drone memiliki risiko tinggi kebakaran dan ledakan jika perawatannya diabaikan. Ledakan dapat terjadi akibat pengisian berlebihan, overheating, dan kerusakan yang sebenarnya dapat dicegah dengan pengelolaan yang tepat.

(lom/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK