Sesar Aktif di Indonesia Melonjak Drastis, Terbanyak di Pulau Sumatra

CNN Indonesia
Rabu, 10 Des 2025 20:30 WIB
Jumlah sesar aktif di Indonesia meningkat menjadi 401. Pemutakhiran peta bahaya gempa 2024 menunjukkan tren kenaikan signifikan, terutama di Jawa dan Sumatra.
Ilustrasi. Jumlah sesar aktif pemicu gempa besar di Indonesia meningkat drastis pada tahun 2024. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jumlah sesar aktif di wilayah Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, total ada 401 sesar aktif pemicu gempa besar yang tersebar di Tanah Air.

Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Masyhur Irsyam mengatakan peningkatan jumlah sesar aktif ini bukan karena Bumi bertambah retak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah sesar aktif meningkat jauh dibandingkan pemetaan 2017. Ini bukan karena bumi bertambah retak, melainkan data dan penelitian kita semakin maju," ungkap Msyhur dalam forum "Gempa Merusak dan Upaya Mewujudkan Bangunan Tahan Gempa dengan Teknologi Seismic Base Isolation di Indonesia" di Jakarta, Rabu (10/12).

Ia menjelaskan pemutakhiran peta bahaya gempa ini menggabungkan lebih dari 100.000 katalog gempa dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMG), Lembaga Geologi Amerika Serikat (USGS), dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang telah diperbarui hingga tahun 2024.

Menurut dia seluruh hiposenter direlokasi menggunakan model 3D untuk meningkatkan akurasi posisi dan karakteristik sumber gempa.

Dari sisi geologi, tim yang dipimpin Prof. Danny Hilman Natawidjaja melakukan survei lapangan intensif, termasuk trenching, analisis karbon, serta pemetaan geomorfologi menggunakan SRTM resolusi tinggi dan LiDAR.

Hasil komprehensif ini membuat banyak sesar yang sebelumnya belum terkonfirmasi kini dinyatakan aktif dan akhirnya masuk ke peta nasional.

"Secara keseluruhan, jumlah sumber gempa sesar aktif baru meningkat menjadi 401, jauh lebih besar dibandingkan tahun 2017," ujar Masyhur.

Secara rinci, lonjakan jumlah sesar aktif naik dari 52 menjadi 401 dalam 14 Tahun. Pemutakhiran peta menunjukkan tren kenaikan yang sangat besar:

  • 2010: 52 sesar aktif
  • 2017: 272 sesar aktif
  • 2024: 441 sesar aktif

Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2024 yang diterbitkan Kementerian Pekerjaan Umum juga mengungkap bahwa penambahan ini berasal dari survei geologi, geodesi, dan seismologi yang lebih rinci, serta penguatan jaringan sensor BMKG.

Merujuk peta terbaru, Pulau Jawa dan Sumatra mengalami lonjakan sesar aktif terbesar. Berikut rinciannya:

  • Jawa: Segmen sesar meningkat dari 36 (2017) menjadi 82 (2024). Penemuan paling mencolok berada di Jawa bagian utara, dari Surabaya-Semarang-Cirebon-Bandung hingga mendekati Jakarta.
  • Sumatra: Dari 56 segmen (2017) menjadi 86 segmen (2024). Termasuk pemutakhiran pada Sesar Sumatra dan Toru fold-thrust belt.
  • Nusa Tenggara-Banda: Bertambah 21 segmen menjadi 68 segmen.
  • Sulawesi: Ada 77 sesar aktif yang tercatat. Jaringan sesar yang sudah kompleks kini semakin detail dengan pemutakhiran terbaru.
  • Kalimantan: Dari hanya 3 segmen (2017) kini menjadi 10 segmen, termasuk di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN).
  • Maluku-Papua: Sedikit turun dari 80 menjadi 78 segmen karena penataan ulang segmentasi Sesar Seram.

Peta baru ini menegaskan bahwa Indonesia berada di salah satu kawasan paling aktif secara tektonik di dunia. Selain zona subduksi besar di Sumatra, Jawa, dan NTT, keberadaan jaringan sesar dangkal yang semakin rinci menunjukkan potensi gempa merusak dapat terjadi di banyak wilayah yang sebelumnya dianggap lebih aman.

Di Jawa bagian utara, misalnya, identifikasi struktur baru menegaskan potensi gempa di kawasan padat penduduk yang selama ini dianggap relatif stabil. Sementara di Sulawesi, interaksi sesar Palu-Koro, Matano, Walanae, dan struktur lain menciptakan sistem tektonik yang sangat rumit.

Ia menegaskan bahwa penambahan sesar aktif akan berdampak pada peningkatan nilai bahaya gempa (seismic hazard) di banyak wilayah. Temuan baru ini menjadi dasar penyempurnaan berbagai standar konstruksi, termasuk SNI 1726 untuk bangunan tahan gempa.

"Peningkatan jumlah sumber-sumber gempa ini tentunya akan meningkatkan nilai bahaya dan risiko ke depan," ucapnya.

(wpj/dmi)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER