Terra Drone buka suara usai kebakaran melanda gedung kantor mereka di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa (9/12) siang dan menewaskan 22 orang.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban yang meninggal dunia dan mendoakan agar arwah mereka beristirahat dengan tenang. Kami juga dengan tulus berharap agar para korban luka dapat segera pulih sepenuhnya," kata Terra Drone dalam pengajuan ke Bursa Efek Tokyo, dikutip dari Nikkei Asia.
Mereka menambahkan jumlah korban dan kerusakan yang disebabkan masih dalam tahap penyelidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terra Drone juga menyatakan permintaan maaf terhadap semua pihak yang terdampak oleh kejadian tersebut.
"Kami dengan tulus meminta maaf atas kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada banyak pihak, termasuk warga sekitar," kata perusahaan tersebut.
Saham Terra Drone di Tokyo turun 9 persen pada Rabu (10/12) dibandingkan dengan harga penutupan Selasa (9/12) usai insiden tersebut.
Menurut pengumuman perusahaan, kebakaran terjadi pada Selasa (9/12) tengah hari di kantor Terra Drone Indonesia di Jakarta Pusat. Kebakaran ini kemungkinan disebabkan oleh api dari baterai.
"Api dari baterai dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab," kata perusahaan tersebut.
Terra Drone menambahkan bahwa detail seperti negara asal baterai masih dalam penyelidikan.
Kebakaran melanda Gedung Terra Drone yang berlokasi di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa (9/12) siang. Kebakaran diduga berawal dari sebuah baterai drone yang terbakar di lantai 1 gedung tersebut.
"Kalau dari keterangan tadi, memang sementara baru karena baterai ya, baterai dari drone yang terbakar. Namun sebabnya terbakar, saat ini tim labfor masih bekerja," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat total ada 76 korban dalam insiden tersebut. Dari jumlah itu, 54 korban selamat dan 22 korban meninggal dunia.
Terra Drone
Terra Drone yang didirikan pada 2016 merupakan spesialis dalam pengembangan drone dan perangkat lunak yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.
Dalam beberapa tahun terakhir, Terra Drone masuk dalam jajaran penyedia layanan drone teratas di dunia di bidang pemantauan jarak jauh dalam peringkat yang disusun oleh peneliti Jerman Drone Industry Insights berdasarkan indikator seperti pendapatan dan jumlah pendanaan.
Perusahaan ini secara aktif memperluas operasinya secara global, termasuk ke Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Utara.
Di pasar Asia Tenggara, Terra Drone Indonesia khususnya fokus pada layanan untuk industri pertanian, termasuk penyemprotan pestisida untuk perkebunan kelapa sawit.
Di Indonesia, perusahaan melaporkan pendapatan sekitar 1,12 miliar yen (US$7,1 juta) pada tahun fiskal yang berakhir pada Januari, hampir dua kali lipat dari tahun fiskal sebelumnya dan menjadikan negara ini pasar terbesar kedua setelah Jepang (1,94 miliar yen).
Menurut laporan keuangan terbaru Terra Drone, perusahaan tersebut berinvestasi di sebuah perusahaan drone Indonesia pada 2019, yang kemudian menjadi anak perusahaan setelah investasi tambahan. Per Januari tahun ini, Terra Drone Indonesia memiliki 398 karyawan.
Terra Drone berencana memperluas layanan drone-nya untuk infrastruktur sosial dan pencegahan bencana di seluruh pasarnya.
(lom/fea)