Remaja Australia merespons pelarangan media sosial (medsos) di Negeri Kanguru dengan berbagai cara, mulai dari menggunakan wajah orang tua untuk mempertahankan akun hingga beralih ke aplikasi yang kurang begitu dikenal.
Hal itu dilakukan setelah Australia pada Rabu (10/12) resmi melarang media sosial untuk anak di bawah usia 16 tahun. Kini, platform media sosial akan mengidentifikasi akun warga Australia berdasarkan usia pengguna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media sosial yang wajib menerapkan batasan usia pada anak,s seperti Facebook, Instagram, Threads, Kick, Reddit, Snapchat, TikTok, Twitch, X (Twitter), dan Youtube.
Merespons pelarangan tersebut, seorang cheerleader berusia 14 tahun bernama Lucy Brooks mengaku kehilangan beberapa teman di Snapchat ketika larangan medsos tersebut dimulai.
Namun, mereka kembali dalam 24 jam. Banyak yang membuat akun baru dengan beberapa di antaranya meminjam foto orang tua atau teman yang lebih tua yang bersedia membantu mereka menghindari teknologi deteksi usia.
Para kritikus sendiri telah memprediksi platform lain muncul menggantikan 10 situs yang dilarang.
Namun, mereka tampaknya tidak memperhitungkan betapa mudahnya remaja kembali menggunakan platform-platform tersebut dengan trik yang sama seperti yang digunakan remaja di Inggris saat Undang-Undang Keamanan Daring diperkenalkan pada Juli.
"Seringkali hal itu dilakukan dengan sepengetahuan orang tua, tetapi orang-orang juga menggunakan gambar dan video yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) dari orang-orang, seperti meminta AI untuk membuat gambar seseorang berusia 40 tahun, untuk melewati batasan tersebut," kata Lucy, dikutip dari CNN.
Lucy sendiri kehilangan akses ke Instagram tetapi masih aktif di Snapchat dan TikTok.
Perusahaan verifikasi usia menyatakan bahwa teknologi mereka dapat secara kasar menilai siapa yang menggunakan akun, bahkan jika pemiliknya lolos verifikasi usia.
Namun untuk saat ini, anak-anak di bawah usia 16 tahun yang berniat mengakses situs-situs terlarang masih dapat melakukannya, terutama mereka yang orang tuanya tidak keberatan jika mereka kembali mengaksesnya.
Selain itu, ada juga beberapa remaja yang mengisi tahun lahirnya lebih tua. Metode ini tampak berhasil dalam kasus mereka.
"Saya pikir itu karena saya memasukkan tanggal lahir saya sebagai tahun 2000 saat pertama kali mendaftar," ujar seorang remaja 15 tahun yang diwawancarai CNN.
"Itu lebih mudah dilakukan dengan cara itu," tambahnya, didukung oleh anggukan teman-temannya yang mengalami kasus serupa.
Lebih lanjut, beberapa remaja di TikTok melontarkan kelakar bahwa mereka akan melakukan kejahatan remaja usai pelarangan medsos diberlakukan.
Sementara yang lain mengatakan mereka akan beralih ke aplikasi yang kurang dikenal, seperti Yope, sebuah situs berbagi foto, dan Coverstar, yang mengiklankan dirinya sebagai versi yang lebih aman dari TikTok dengan "Tanpa DM. Tanpa Pengguna yang Mencurigakan."
Lemon8, yang dimiliki oleh ByteDance, awalnya dianggap sebagai pengganti TikTok, tetapi perusahaan tersebut kini membatasi penggunaannya untuk usia di atas 16 tahun.
Salah satu yang beralih ke platform tersebut adalah Shar, penyanyi berusia 15 tahun. Ia mendorong orang lain untuk mengikuti karena khawatir 4.000 pengikut TikTok-nya akan hilang dalam semalam.
Namun, akun-akunnya ternyata masih belum hilang pasca pelarangan diberlakukan.
"Tidak ada akun saya di platform mana pun yang ditutup, bahkan yang saya gunakan dengan usia asli saya," kata Shar, yang lega menemukan bahwa akun TikTok, Instagram, dan Snapchat-nya masih berfungsi.
Meski beberapa remaja masih memiliki akunnya, Lucy dan para remaja lain menghadapi ketidakpastian tentang berapa lama mereka masih bisa menggunakan medsos mereka.
Lucy mengatakan bahwa teman-temannya tidak bisa mengunduh akun mereka karena tidak memiliki ruang penyimpanan yang cukup.
Mereka tidak ingin menghapus akun tersebut dan kehilangan kenangan mereka, tetapi mereka takut foto dan pesan pribadi mereka mungkin akan terperangkap di dalam gudang digital yang luas di suatu tempat, mungkin selama bertahun-tahun.
(lmy/chri)